Tuesday 30 June 2015

Day #12 : SOTO AYAM KUAH KUNING BENING..

Setelah beberapa hari menu oseng, hahaa,, pengen yang segeran dikit. Kemarin2 sempat buat soto sulung, tapi karena sisa jintan saya buang karena kondisi agak lembab. Jadinya buat soto yang paling mudah aja. Masukkan semua bumbu dapur yang ada. Simpel tapi suami dan Daffa suka lohh.. Suami sampai bilang beberapa kali kalo enak. Saya jadi berbunga2 padahal resep ini hanya ngasal hahahaa.. But indeed, ini enak kok. :D

Udahlah ya,,ini dia resepnya:

SOTO AYAM KUAH KUNING BENING..
*abaikan judulnya, saya ga pinter bikin judul menu >__<
Bahan kuah soto:
½ ekor Ayam (saya hanya sisa ayam yang ada, sekitar 4 potong kecil
3-4 liter air
daun bawang, diiris tipis
Garam secukupnya

Bumbu halus:
4 buah bawang putih
7 buah bawang merah
3 buah kemiri
3-5 cm kunir
sejumput merica
sejumput ketumbar
2cm jahe
Bumbu dapur:
Salam, laos, sereh, lengkuas

Cara membuat kuah sotonya:
Masak air dengan ayam selama 10 menit.
Masukkan bumbu halus dan bumbu dapur, aduk2.
Masak hingga sekitar 20 menit (saya pakai api sangat kecil)
Selama 20menit itu, kita sambil nyiapin bahan isian soto yukk..

Bahan isian:
Kubis diiris tipis (saya masak ¼ matang, hehe,,)
Taoge (saya masak ½ matang juga..)
Bihun jagung 150 gram (direndam air panas)
Tomat 1 buah, nanti diiris tipis
Kentang diiris tipis lalu digoreng
Seledri diiris tipis
Bawang goreng
Ayam dari hasil kuah soto, diambil lalu digoreng dalam wajan dg minyak panas. Kemudian disuwir2 kecil

Cara menyajikan:
Tata semua bahan isian ke dalam mangkok.
Masukkan kuah soto yang panas ke dalam mangkok.


Untuk cabenya:
Ulek cabe rawit sekitar 4-5 buah.
Masukkan /2 sendok sayur kuh soto, aduk2 rata.
Kalau suka cabe yang matang, maka cabe rawit bisa ditumis terlebih dahulu.

Day #11 : Otak2 Ikan Bumbu Cabai Merah

Kalau sekarang juga sangat sederhana. Tapi menjadi favorit sekeluarga, terutama saya, hahaa.. Karena hanya denga bumbu dasar yang sama, namun bisa dimasukkan bahan makanan yang berbeda. Mulai dari otak2, aneka jenis ikan (ikan kembung, ikan pindang, ikan lele), hingga ayam goreng. Enak too.. Dan menu ini juga mengingatkan saya pada teman satu kos selama 3 tahun, Vera. Hehee.. karena menu ini adalah salah satu favoritnya ketika membeli nasi bungkus: otak2 ikan sambal merah. Yaa,,kurang lebih begitulah nama menunya, hahahaha.. Langsung aja yaahh..

Bahan:
Bahan yang akan dicampur sambalnya: bisa aneka ikan, ayam, sea food hingga otak2.
Tapi kali ini saya pakai otak2.

Bumbu halus:
3 buah bawang putih
7 buah bawang merah
5-6 buah cabe merah keriting
¼ buah tomat
garam sejumput
Bumbu dapur: lengkuas, salam, daun jeruk, jahe, serai

Cara membuat:
Panaskan sedikit minyak ke dalam wajan.
Tumis bumbu halus dan bumbu dapur hingga harum.
Masukkan sedikit air, aduk bumbunya. Tunggu hingga bumbu matang.
Masukkan bahan makanan yang ingin dibalut dengan sambalnya, dalam gambar sih otak2 ikan.
Aduk hingga merata dan matang.

Estimasi waktu: 25 menit


Naaahh,,asiiikk kan nyimak resep dari sayaaa,, soalnya simpel pake bangeett,,hahaha
Dan banyak bumbu yang bisa diterapkan ke bahan makanan yang lain ^___^

Day #10 : Setup Buah yang Menyegarkaannn...

Yang sekarang juga sama remeh temehnya. Saya menyajikan menu minuman yang gimping buingitt.. tapi Daffa dan Ayahnya suka.. Udah luama banget ga pernah bikin minuman ini. Terakhir pas D3 dulu jadi panitia mahasiswa baru gitu, buat minuman ini yang murah tapi enak. Itupun bikinnya ga pake buah2an,,hahahaha ngeness bangeett.. *maklum, merangkap bendahara, kudu nguiriitt hahaha

Nah sekarang membuat lagi deh menu ini. Eh Daffa dan Ayah suka banget. Ketika suami masuk ke rumah katanya baunya juga harum kayu manis...sampai suami penasaran siapa yang lagi masak. Hehehe...

Menu minuman ini diberi nama Setup Buah!!

Menu buahnya bisa bervariasii dan bisa dicampur2. Mau buah nanas aja, ayo. Atau setup rambutan oke. Setup jambu merah juga uenak itu. Setup salak bisa. Setup pisang juga bisa, suami pernah minum katanya hahaa..
Tapi kali ini saya pakai buah nanas. Kebetulan adanya di kulkas itu soalnya.

Bahan:
¾ buah nanas yang sudah dikupas (well sengaja ¼ saya sisihkan buat bikin es buah esok harinya,,ahahah.. #ngirit)
3 buah kayu manis yang panjang
5-8 buah cengkeh
100 gr gula
2,5 liter air putih

Cara membuat:
campur aja semua bahan dalam satu panci, panaskan dan sesekali di aduk sampai matang.
Bisa disajikan hangat maupun dingin, tergantung selera.

Estimasi waktu: 25 menit


Sssooooo simpeellll kaannn..
Sampai saya juga malu buat nulisnyaa,,hihihi
Kayak gini kok masih bermimpi jadi Supercheff for my family.. huhuhu *garuk2 tanah

Day #9 : Apalah sayaaa,, hanya Menyajikan Sup Buah :p

Sekali-kali sharing tentang minuman aja lah. Karena menu masak masih seputar oseng2 wkwkwkwk.. Yang minuman ini pastilah sangat gampaanggg buaanggeett,, Hanya memerlukan tangan kita aja untuk meramu jadi satu. Tanpa perlu mengira bahan2 dan lainnya. Sangat fleksibel punyanya apa. Tapi bisa menghasilkan banyak sekali. Sampai2 saya bisa bagikan banyak gelas dan mangkok ke tetangga kompleks dengan modal 30ribu. Bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain apalagi tetangga itu wajib, meskipun hanya dengan memberikan menu makanan dan minuman ala kadarnya.

Nama menunyaa,, eng ing eennggg... Es Buah atau Sup Buah. Wkwkwkw.. Udah kebayang kan gampangnya gimana,,hahaha. Sangat fleksibel mau diisi buah apa aja. Nah, kemarin saya bahannya ini nih:

Bahan:
Sebungkus rumput laut (beli di pasar 5ribu, bisa hingga 2 hari)
1 kg Nata de Coco Inaco (9ribu, lagi promo Giant :p bisa sampe 3 hari)
2 slice semangka (beli di tukang buah, wakakak 3ribu)
2 slice melon (beli di tukang buah, hihii,, 3ribu)
½ buah nanas (sisa bikin setup nanas kemarin,,hemat beiibb..hahaha..)
2 sachet susu cair skm (saya pake Cap Enaak, 3ribu)
1 botol syrup Cocopandan Marjan (12ribu, promo Superindo, awet bener sampe awal Juli juga ga habis2)
2 kotakan es batu,, kalau diserut lebih baik, sayang ga punya serutan haha..
*tuh, kan ditotal ga sampe 30ribu,, menu ini buat sekompleks dan 2x buka puasa a.k.a 2 hari loohh haha..

Cara Membuat:
Malu saya menulis ini,,wkwkwkwk... Pastinya udah pada tau semua tohh..
Tapi demi bisa mencapai tujuan #30daysWritingMyCooking yawis tak masukin aja,,hahaha
Potong kotak2 kecil semua buah.
Cuci bersih rumput laut, rendam ke air 30 menit. Lalu tiriskan dan potong kecil2.
Siapkan mangkok, diisi buah2an, rumput laut, nata de coco.
Masukkan syrup cocopandan, susu SKM, dan es batu.
Udah gitu doang.
Iya, Cuma gitu.
Udah ya, ga usah protes,,,wkwkwkwwk...
*tutupmuka


Estimasi waktu: 5 menit dooaankkk..hahaha..
*ga termasuk ngrendam rumput laut yak :p

Day #8 : Risoles Kesayangan...

Karena hari ini hanya membuat menu oseng biasa, tempe dan telor yang mainstream dan pastinya tanpa resep sipapun pasti bisa, hehe,, Maka kali ini saya membuat risoles. Niat hati sih sediakan fozen risoles di kulkas biar bisa ngemil2 kalau lapar tinggal goreng. Eh ternyata ada rencana tak terduga kompleks rumah mau adain buber bareng. Yawis risolesnya kujadikan menu pembuka aja deh ditambahin mendoan.. malah lebih bermanfaat bisa disajikan untuk sekeluarga di kompleks. =)
Untuk isian risoles, sangaattt welcome mau diisi apa saja.
Makanan Pembuka Buber Kompleks Kemarin :p #seadanya di kulkas

Bahan isian:
Risoles biasa = isi irisan kotak2 wortel, kentang, ayam, daun bawang yang telah ditumis dengan bumbu halus berupa merica (kalau saya suka pakai merica hitam,my favorit,hehe) dan bawang halus plus sejumput garam

Risoles Mayo = kalau saya biasa diisi irisan sosis kotak2 kecil ditambah mayonaise dan keju parut

American Risoles = harusnya pakai smoked beef plus saos sambal dan telur rebus;
Tapi kalau saya pakai daging kornet+tepung (kalau mau modal, ditambahin telor, bisa di skip) yang  dibumbui dengan: ulekan garam, merica, bawang putih, jintan. Rasanya jadi seperti daging kebab gitu. Lalu dipanggang di atas grill happycall dengan digepengkan. Bisa pilih agak basah ataupun yang kering krispy seperti favorit saya.
Cara ini juga bisa digunakan kalau ingin membuat kebab. Tinggal menyiapkan tortillanya saja. Gampang juga kok membuat tortila hanya saja saya kurang pandai membuat jadi lebar dan tipis (ga ada tempat,,rumah kecil dapur sangat kecil, mau menggilas di keramik lantai yg sudah dibersihkan kok tetep ga tega hahaha... )
Nah, setelah teman2 sudah memilih mau membuat risoles dengan isi seperti apa, maka kita akan membuat lapisan kulit luar risoles.

Bahan kulit:
1 buah telur, kocok lepas
Sejumput garam
¾ susu bubuk plain sachet, saya pakai dancow (boleh di skip, tp nanti kulit ga selembut kalau pakai susu bubuk)
tepung terigu sekitar 150gr-200gr
air sekitar 200 ml
Maap saya ga bisa mengira2 ukurannya, kalau membuat hanya berdasar feeling. Adonan akhir, saya suka yg agak cair agar hasilnya tipis da lembut. Soalnya saya ga suka kulit yg terlalu tebal.
Ini risoles yang siap masuk ke chiller.
Total ada 2 kotak makan Tupperware besar :3

Cara membuat bahan isian:
Panaskan teflon (fleksibel mau teflon diameter apa aja, saya malah pakai wajan wok 32cm haha,,)
Ketika sudah panas masukkan satu sendok sayur ke dalam wajan, ratakan hingga membentuk agak bundar, seperti akan membuat telur dadar tipis nasi kuning halaahh..
Tunggu 10-15detik, lalu angkat.
Begitu terus di tuang sampai adonan habis.
Dengan bahan kulit di atas, saya bisa membuat kulit risoles sekitar 15-20 buah.
Bahan pelapis:
250 gram Tepung roti
1 buah Putih telur

Cara membuat risoles utuh:
Kulit risoles tadi diisi isian risoles seperti yang diinginkan, lalu lipat.
Bagian ujung direkatkan dengan putih telur agar nempel sempurna.
Masukkan ke dalam putih telur.
Gulirkan ke dalam tepung roti.
Jika ingin disantap nanti, bisa ditaruh kotak makan lalu simpan di chiller.
Jika ingin disajikan, maka langsung goreng di atas wajan.
Untuk yg disimpan di chiller, bisa awet hingga 4 hari. Kalau disimpan di freezer bisa awet hingga seminggu.

Estimasi waktu: 30-40 menit.



Day #7 : Ayam Bumbu dengan Lengkuas Parut

Untuk hari ketujuh, lagi-lagi masakan rumahan yang menjadi favorit suami dan Daffa. Juga Ipin Upin, hahaha. Yap, ayam gooyeenggg... Suami suka menyebutnya ayam bumbu. Karena kalau beli nasi padang di Pekanbaru dulu dengan lauk ayam bumbu, nah ayam bumbu itu ya ayam yang saya buat ini. Yang pakai lengkuas ditumbuk halus atau diparut kasar itu lho. Jadi enaknya menunya apa ya namanya.. Langsung aja deh liat resepnya, daripada berpanjang lebar, mengingat tulisan ini adalah hasil rapel saya beberapa hari gak nulis karena ada suatu halangan. Yang pasti rasanya oke banget dan disukai keluarga, Daffa Ayah dan Sayaa..

Ayam Bumbu dengan Lengkuas Parut

Bahan dan bumbu :
1 ekor ayam, potong menjadi kecil, dibagi 8 apa 12..
Bumbu dapur: serai, dau salam, daun jeruk
3-4 buah  lengkuas, diparut atau diulek sampe halus
8 buah bawang merah
3 buah bawang putih
jahe sedikit, sekitar 2cm lah
4-5 butir kemiri
½ sdt ketumbar
2-3 buah cabai merah keriting
garam secukupnya

Cara Membuat:
Dihaluskan: duo bawang, kemiri, jahe, ketumbar, garam, cabai merah sampai halus
Bersihkan ayam, masukkan ke panci dg air, masukkan juga bumbu halus dan bumbu dapur.
Jangan lupa masukkan juga lengkuas yang sudah diparut tadi ke dalam panci.
Aduk rata dan rebus sampai masak dan air menyusut.

Apabila mau langsung dimakan, lanjut digoreng pakai minyak panas.
Apabila dimakan nanti atau besok, saya biasanya masukkan ke dalam tupperware dan saya simpan di chiller kulkas. Sewaktu2 ketika akan makan baru saya goreng agar panas ketika dihidangkan. Jadi ketika kuliah pagi2 atau tiba2 laper, menu ungkep ayam ini sangat praktis. Ambil dari kulkas langsung goreng deh.


Estimasi waktu: 30 menit. Ehm, kenyataannya bisa kurang, karena merebus ayamnya kan bisa kita tinggal aktivitas lain :D

Day #6: Hanya Sambal Cobek,,hihii

Wah ternyata banyak juga ya tantangan buat satu hari satu posting tentang makanan. Masaknya sih selalu tiap hari, tapi kesempatan untuk membuat potonya dan menulisnya dalam blog menjadi kendala tersendiri. Terlebih beberapa hari saya sakit, berlanjut gantian Daffa yg agak sakit hehehe.. Kegiatan masak-foto-nulis-posting jadi terkendala sekali. Baiklah mari kita cicil satu per satu utang yang ada..

Hari itu, hari keenam kami pertama kalinya main ke Superindo. Dan pertama kalinya kami mencoba membeli ikan gurameh segar dengan minta dibakar langsung di tokonya, buat kami berbuka. Nanti di rumah tinggal membuat sambalnya. Of course, sambal cobek ala Bebek Slamet menjadi andalan, karena suami suka banget sambal seperti itu. Super pedas. Saya juga suka. Simpel, cepat dan minim ngulek. Hahaa... Nih resep dan caranya buat yang ingin mencoba. Rasa sama persis dg Bebek Slamet, hanya saja agak lebih hambar, ga segurih sambal yg dijual di luar, karena tak memakai vetsin. Beda jauh kalau saya beli sambal Bebek Slamet, Bebek Kaleyo, dll, banyak bingit vetsinnya mpe gatal tenggorokanku dan batuk2 T.T *iya, saya sensi sama masakan yg banyak vetsinnya, punya indera perasa untuk hal itu


SAMBAL COBEK SUPER PEDAS
Bahan:
Cabe rawit minimal 10 buah
Garam sejumput, sekitar ¼ sdt
Gula sejumput, kurang dr ¼ sdt
*Kalau ingin tak terlalu pedas, gulanya bisa ditambahkan sesuai keinginan
Semakin banyak menambahkan gula, rasa pedasnya makin turun levelnya
Bawang putih 2 buah

Cara membuat:
Panaskan wajan dg sedikit minyak
Goreng sebentar (1/2 menit) cabe rawit dan bawang putih, tiriskan
Ulek bawang putih, gula, garam hingga halus.
Masukkan cabe rawit dan tumbuh kasar.
Panaskan kembali wajan dg minyak agak banyak dibanding sebelumnya
Masukkan cabe yg sudah ditumbuk dg bumbu halus tadi, sampai agak matang.
Siap dilahap..... :D

Estimasi waktu: 5 menit


Untuk yang suka sambal berminyak, bs pakai minyak yg agak banyak. Dan sebaliknya, buat yg suka minim minyak, goreng kedua kalinya pakai minyak sedikit saja. Simpel pake banget too...?? :D

Tuesday 23 June 2015

Day #5 : Puding Busa, Manfaatkan Sisa yg Ada.. :P

Masih ingat kan kemarin pas hari ke #4 saya membuat kue Bolu Jerman, dan masih ada sisa 3 butir putih telur, yang saya masukkan gelas saya tutup rapat dan diplester (seriuss,,hehe) dan masukkan ke kulkas. Agar awet dan esok hari bisa dimanfaatkan. Tadinya ingin digunakan untuk bahan pelapis dalam risoles. Tapi apa daya, buka kulkas gak ada bahan makanan, baik wortel-kentang, maupun sosis-mayo, or smoked beef-saos, wakakak.. Mau belanja keluar males. Lebih berat hati ke input data bahan skripsi yang ribuan itu,,huhuhu.. Secara ya, ada 2 variabel dependen, 7 variabel independen dan 3 variabel kontrol. Ratusan perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun. Eh, kok jadi ngomongin skripsi.. >___<

Jadi intinya, karna di rumah cuma ada tepung2an, dark chocolate, bubuk cokelat dan agar2, mau bikin kue udah kemarin, akhirnya bikin puding aja. Mengulang kembali memori dulu pas kuliah D3, masak puding ini sama Diaz (dia masih inget ga ya? :p). Daripada putih telurnya mubadzir..

Btw setelah jadi, Daffa asik ngemil agar2nya dengan lahap, sampai 9 potongan sekali makan!! Sedangkan ayahnya ga terlalu lahap karena memang kurang suka agar2 sepertinya, setiap masak agar2 suami ga terlalu antusias :p Yang heboh malah Daffa, hihiii.

Camilan ini dinamakan Puding Cokelat Foam atau Puding Cokelat Busa..

Ini dia resepnyaahh..
Bahan:
3 buah putih telur (terserah sih, semakin banyak putih telur, hasil busanya semakin banyak)
1 bungkus agar2 plain
100 gr gula pasir, bisa kurang sesuai keinginan (aku sih paling cuma skitar 60 gram)
1 sdt bubuk cokelat (saya merk Java, yg murah, haha)
50 gr dark cooking chocolate, lelehkan
1 buah kuning telur
1 sachet susu kental manis
500-700 ml air

Cara membuat:
Masak agar2 bersama bubuk cokelat, gula pasir, DCC yg sudah dilelehkan.
Masukkan kuning telur yg sudah dikocok dg air ke dalam larutan agar2 yg dimasak.
Masukkan susu kental manis ke dalam larutan agar2.
Masak sampai matang atau mendidih.
Masukkan ½ bagian agar2 cokelat ke dalam cetakan agar2.

Di tempat terpisah, mixer putih telur tersebut sekitar 5 menitan hingga mengembang kaku seperti busa.
Lalu masukkan ½ bagian larutan agar2 ke dalam busa putih telur tersebut, aduk rata dg cepat.
Masukkan ke dalam cetakan agar2 yang sudah diisi dg agar2 cokelat sebelumnya.
Tunggu hingga dingin, siap disajikan.

Estimasi waktu: 15-20 menit (tidak termasuk menunggu agar jadi :p)

 [jadi, sebenarnya kalau di toko2 itu, busanya dibikin warna putih, namuuun kalau saya sekalian masaknya,,saya membuat busanya warna coklat, biar puding dan busa berasa coklat luar dalam, jadi silahkan kalau mau masak busanya dg warna putih, nanti ketika memasak agar2nya dibagi 2 saja, satu bagian untuk dimasukkan ke putih telur, satu bagian lagi untuk diwarnai cokelat, dg takaran sesuai keinginan]

Monday 22 June 2015

Day #4 : Namanya sih, Bolu Jerman..

Nah, 3 hari sebelumnya hanya kasih resep lauk pauk favorit keluarga, yang pastinya simpel banget.. karna aku memang ga pandai masak, hehe. Sekarang hari keempat membuat kue untuk bahan camilan keluarga. Cerita mengenai kue, kita (saya, red.) masih belum mendapatkan feeling untuk membuatnya sesuai takaran kira2. Haha. Beberapa kali mencoba asal masuk ternyata tetep enak sih,, tapi hasil tak sesuai dengan harapan atau ekpektasi. Kecuali kalau masak kue di teflon atau dikukus, masih bisa itu pake prinsip asal cemplung :D Jadi dalam membuat kue dg oven, saya agak kapok sala cemplung2 sesuka hati hihiii.. apalagi oven kepunyaan saia hanyalah otang (oven tangkring) minimalis (baik dari fungsi maupun ukuran) yang hanya seharga 60ribu wakakakakkk... Perlu agak tricky banget, kara ga ada penunjuk suhu, bagian atas otang yg tertutup, dan bentuknya yg kecil sehingga mudah overheat.

Makanya, disini saya berbagi resep aja yg mudah dan anti gagal. Bahkan untuk otang minimalis seperti punya saya aja berhasil.. wkwkwkwk. Kue ini beberapa minggu lalu sedang ngehits di grup memasak. Dari namanya, Bolu Jerman, entah kenapa dinamain itu. Mungkin hasilnya warnanya kuning cantik seperti kulit orang bule kali yah. Tapi mengambil nama Jerman? Saia ga tau juga kenapa.

#Disclaimer: hasil kue saya agak gosong sedikit,,wekekekek di resep tertulis 40 menit. Saya tinggal leha2 bermain dengan anak2 hanya 20 menit, liat kue saya di oven, lha kok agak gosong luarnya..wakakaka. Oven saya ini memang ingin selalu diperhatikan, kalau perlu saat memasak harus senantiasa kita tunggu agar ga gosong T.T Matangnya lebih cepat dan overheat mlulu deh >__<

Ini nih penampakan fotonya. Niat hati ingin dipoles dulu dg buttercream dan keju biar makin canteeekk,, tapi apalah daya Daffa udah ga sabaran. Sekali makan langsung 8 potong habiss biss!!! Esoknya dia makan lagi 5 potong. Wowowww... jadi bikin saya berbunga2 dan mengabaikan gosongnya =)
Abaikan gosongnya T.T Penampakan harusnya kuning cantik gitu :p

Yowis, ini ya Resep BOLU JERMAN nyaaa...
Bahan:
6 butir telur kuning
3 butir telur putih
100 gr gula pasir
60 gr tepung terigu
35 gr tepung maizena
25 gr susu bubuk
½ sdt emulsifier (saya pakai TBM)
½ sdt vanili (saya pakai vanilla cair, adanya itu, wkwk)
2 sdm air (saya skip, haha, bilang aja males ambil air :p)
100 gr margarin cair

Cara membuat:
Kocok semua bahan kecuali margrin cair dg mixer. 10 menit kecepatan tinggi, 10 menit berikutnya kecepatan rendah.
Masukkan adonan margarin cair dg teknik aduk alik hingga merata
Siapkan loyang, lapisi dg margarin dan sedikit tepung dg rata
Masukkan ke oven, masak dg api 120o dlm waktu 45 menit (well, saya hanya 15 menit malah, karena di menit ke 20 gosong dikit wkwkwk)

Estmasi waktu: 40-60 menit

1 resep ini bisa untuk membuat 2 loyang ku yg ukuran 20*10cm
Akan lebih bagus jika pakai loyang bongkar pasang, lebih cantik n ga mengkerut kek punya saya (selain krn faktor terlalu tinggi suhu ovennya)


Gampang bingiiitt kaaannn,,,,, rasanya uiihhh lembut buanget mirip chiffon cake tapi ga semenul2 chiffon.  Iyalah, adonan sebelum masuk ke oven aja udah lembut kayak busa. Nyamnyam,, jadi mirip tekstur es krim yg sering dibuat sama Daffa.

Sunday 21 June 2015

Day #3 : Hanyalah Oseng Tempe,,hihi

Yang kali ini mau di share  adalah resep cupu..hihi. Tapi rasanya juga tep asik. Apalagi jika menggunakan cabe merah hijau, humm pedasnya asoi. Sayangnya yang ada di kulkas sayah tinggal cabe merah keriting. Maklum, membuat menu ini hanya dengan bahan yg ada di kulkas saja. Puasa2 dan status pengangguran terselubung membuat saya sering malas pergi belanja sayur pagi2. Hehe.. Langsung capcus ke menunya aja ya. Pasti sudah familiar banget dengan menu maupun resep ini.


Oseng Tempe Yahud :D

Bahan:
Tempe sepapan,potong kotak kecil
Cabe merah keriting/cabe hijau besar secukupnya
6 buah bawang merah
4 buah bawang putih
1 sdm saos tiram
4-5 sdm kecap manis
300 ml-400ml air putih
garam secukupnya
salam, laos, serai
2 sdm minyak goreng
1 sdt tepung maizena, larutkan dlm sedikit air

Cara membuat:
Cabe, duo bawang diiris halus
Goreng potongan tempe sampai cukup matang
Tumis cabe, duo bawang, salam, laos dan serai dan garam ke dalam minyak sampai harum
Masukkan saos tiram, aduk rata.
Masukkan tempe yg sudah dogoreng ke dalam wajan.
Masukkan kecap, aduk2.
Tambahkan air, aduk rata, biarkan hingga matang.
Masukkan tepung maizena, aduk rata, tunggu setengah menit, lalu siap hidangkan.

Estimasi waktu: 15 menit

Nah,,sangat mudah pake buanget. Hehe.. resep anti gagal ini mah.. :) Resep buat yg lagi belajar masak seperti sayah..hihi..


Sampai ketemu di day #4 Cooking Class ya..hehe. 
Maap resep cupu karna saya juga masih cupu dalam perdapuran :p

Saturday 20 June 2015

Day #2 of My Cooking Class... :p

Halo.. Bertemu kembali di day #2 Cooking Class versi Ramadhan. Masih masakan yg simpel2 aja ya.. Cocok untuk yg belajar masak karena anti gagal. Wkwkwk... Saya pun juga masih taraf belajar masak kok. Jadi ya bikin yang simpel2 dan pastinya cepet karna pas puasa,,menghemat energi.. hihii.. :p

Menu kali ini adalah favoritnya suami dan Daffa. Bahkan,, Daffa meng”gado” (makan tanpa nasi) sayuran yang ada di lauk itu,,nyam nyam banyak banget. Gimana bundanya ga kesengsem sama menu ini, kalo si Sulung makannya yummy banget gitu. Yuk diintip menunya, yang super biasa ini..hahah..

Menunya dinamakan Sayur Capcay. Nah, udah pada tau kan. Sayurnya mudah dibuat, cepat dan fleksibel dalam memasukkan jenis sayuran dan pelengkapnya. Untuk sayuran semua yg berwarna merah/orange, hijau danputih akan menjadi variasi warna yang menarik. Untuk pelengkap, bagi saya wajib! Karena dapat menambah citarasa masakan jadi lebih endeess.. Pelengkap bisa dengan bakso sapi, ayam, udang maupun cumi-cumi. Tapi kali ini, saya memakai bakso sapi dan apa yang ada di kulkas aja.

Bahan-bahan:
3 buah wortel, dipotong kecil
1 buah bunga kol, dipotong kecil
1 ikat sawi hijau, diiris
¼ buah sawi putih, bisa diiris memanjang maupun biasa, saya memakai batangnya, daunnya saya sisihkan
1 buah telur ayam
Pelengkap (bakso, ayam, dll) dipotong kecil, kalau udang bisa utuh saja
Air putih secukupnya (tergantung selera, mau hasil akhir air banyak atu dikit, kalau saya suka aa airnya biar segar)
½ sendok teh tepung maizena, larutkan dg sedikit air
½ sendok saos tiram

Bumbu2: bawang putih 3 buah, bawang merah 1 buah, merica secukupnya ditumbuk bersama hingga halus

Cara membuat:
Tumis bahan pelengkap dan bumbu yang dihaluskan bersama dengan 1-2 sendok minyak
Masukkan wortel, aduk2 merata
Masukkan saos tiram dan sedikit air di dalamnya, tunggu setengah menit.
Masukkan sawi putih dan hijau, masukkan air sesuai yang diinginkan, tunggu 2 menit.
Masukkan bunga kol, aduk rata, tunggu 1 menit.
Masukkan telur ayam secara melingkar dan merata kewajan, tapi telur jangn sampai hancur banget (sesuai selera aja, telurnya mau dimasukkan pertama bersama bumbu, atau terakhir)
Ketika sudah agak matang, masukkan larutan maizena dan aduk rata
Tunggu hingga matang dan wortel agak empuk.
Siap dihidangkan.

Estimasi waktu memasak: 15menit


Nah, mudah dan cepat bukan? Bisa dipraktikkan saat terburu2 maupun saat masih ngantuk saat sahur hihii..
Sampai bertemu di day #3 Cooking Class Ramadhan Series ya.. :D

Thursday 18 June 2015

Belajar Masak day #1 :D


Oiya, beberapa hari yg lalu memantapkan hati tuk membuat proyek pribadi bernama  #30daysCooking wekekeke... Mumpung pas Ramadhan.. ^^, Iyaa,,udah nikah 5 tahun lebih tapi memang kemampuan memasak masih tiarap bangeett.. :D Percaya ga? Pertama kali aku baru masak setelah 2 tahun pernikahan..hihihi... Tapi ga ada kata terlambat yaa.. asalkan kita memang ada niat tuk berusaha lebih baik,,dan melakukannya, bukan hanya sekadar niat.. #plaaakk *tamparan bagi diri sendiri >___<

Yawislah,,mari kita resmikan saja proyek ini. Satu hari posting satu menu. Apapun lah, makanan, minuman, roti, kue, apalaah apalaahh... Harapannya sih muluuuss,,lancar dan saia bisa tetap istiqomah menjalani proyek ini.. hahaha,, lebay.. :p Soalnya kadang udah masak 2 mingguan,, ada rasa bosan,, beli masakan seminggu,, hihi. Lha di kampus juga,, harga2 makanan juga murah dan bervariasiii... Menjadi penggoda yang potensial untuk dilewatkan begitu saja.

Oke,,ini dia day #1 of my project. Nama menu nya apa yaa.. *sambil mikir. Makum, kalau memasak sayur itu saya ga pernah liat resep,, hanya asal cemplung2 dan mengira2 bumbu bahkan ga pernah kucicipin.. XD *jangan dicontoh!!! Eh tapi hal ini justru sangat berguna lohh,,apalagi pas puasa,, kita jadi PeDe sama masakan kita tanpa perlu kita cicipi,, dan bisa mengaktifkan feeling terhadap masakan, apakah dirasa bumbu sudah cukup atau kebanyakan dll. Coba deh!

Setelah berpikir2, menu ini dinamakan: Telor Balado Santan.. Hahahaa,,simpel amat yak namanya. Aku ga pinter bikin nama..hihii.. Yang penting rasanya maknyus dan jadi favorit suami.. Menu ini juga bisa loh disajikan saat Hari Raya, ditemani dengan Opor Ayam. Pastinya bakal lazizzz bingiitt..

Yuk, kita mulai aja bahan2 yg dibutuhkan dan cara masaknya!!! Semoga bermanfaat yaa..hehehe.. *kayak ada yg baca aja :p

Bahan2:
Telur ayam diceplok plain (tanpa dikasih garam), jumlahnya disesuaikan dg kebutuhan ya..
Bawang merah 10 buah
Bawang putih 6 buah
Cabe merah 10 buah, atau seperlunya
Tempe dipotong kotak2 kecil, sebutuhnya ya..
Kentang, dipotong kotak2 kecil, sebutuhnya juga..wkwkwk..
Krecek, direndam di ari panas dulu agar mengembang
Salam, laos, serai secukupnya
Garam secukupnya
Air putih sekitar 500 ml – 1 liter
Santan kara 65 ml (atau santan segar dari setengah butir kelapa)

Cara memasak:
Diiris tipis2 duo bawang, cabai merah diulek hingga lembut.
Panaskan wajan, beri sedikit minyak.
Masukkan cabe merah yg sudah dihaluskan, duo bawang yg sudah diris tipis, salam, laos, lengkuas dan garam. Tunggu sebentar.
Masukkan tempe dan kentang yg sudah dipotong2 kecil. Aduk rata.
Masukkan air putih dan santan, aduk merata. Tunggu sekitar 3 menit.
Masukkan telor ceplok dan krecek. Panaskan hingga kentang dan tempe matang, serta rasa kuah santannya juga matang.
Siap dihidangkan.

Simpeell bangeett kaaann.. ^^, Tapi rasa jangan ditanya yaa.. Superb pokoknya.

Yess,, day #1 terlewati, sampai jumpa di day #2 of my project yaw.. :*

Tuesday 2 June 2015

The Story of Your Name, Natha..


Seperti kakakmu, di post ini, jadi biar adil maka tak ada salahnya kalo bundamu ini mengurai alasan dan kronologis pemilihan namamu, nak. Masih sama seperti kakakmu, bunda juga mulai mencari pilihan namamu sejak dini, yakni tak lama setelah kami tau kalo saya hamil, pas umur kehamilan 3 bulan. Untuk nama laki2 setidaknya sudah kami dapatkan hanya selang beberapa hari dari kami pertama ke dokter kandungan. Tapi untuk nama anak perempuan, kami masih sering beradu pendapat bahkan hingga sebulan lebih. Eehh ternyata ketika periksa ke dokter kandungan saat kehamilan 20 minggu,, ternyata jenis kelamin laki2 (lagi). Heeuu,,,saya masih dinobatkan paling cantik dalam keluarga ini rupanya :3

Sebagaimana “kesepakatan” saat awal pernikahan kami, jika memiliki anak laki2, wajib ada nama Muhammad dalam namanya. Dan untuk anak kedua ini, saya ingin ada bahasa sansekerta/bahasa jawa kawi dan tak terlalu islami seperti nama Daffa sebelumnya, yang memang dari bahasa Arab semua. Jika Daffa, si kakak, memiliki nama pembela dan bijaksana,, maka di anak kedua ini kami sematkan doa sebagai seorang pelindung, seorang yang lembut hatinya dan penuh kasih.

Nah dari sifat2 tersebut yang kami inginkan, dan dari preferensi unsur bahasa jawa, bahasa sansekerta maupun bahasa arab, dimulailah perjalanan mencari namamu. Tak seheboh anak pertama, yang melakukan riset dan pencarian ke bermacam kamus, anak kedua ini lebih kalem karena sudah ada database nya hehehe, tinggal mencocokkan nama agar pas indah di telinga,  enak dilafalkan dan mudah dituliskan. Yaa walaupun dalam hasil finalnya ada sedikit kesulitan penulisan karena huruf “h” yang perlu kami pertahankan agar sesuai dengan transliterasi dalam bahasa Indonesia.

Akhirnya, setelah engkau lahir pada 31 Januari 2015 pada pukul 11:50 siang,,di-launching-lah nama indahmu. Muhammad Arsakha Nathadama. Muhammad, sebagai umatnya dan agar meneladani sifat akhlaknya, mengikuti sunnahnya. Arsakha, diartikan sebagai seorang yang murah hati dan dermawan. Diambil dari bahasa Arab. Nathadama merupakan perpaduan dari dua kata: natha dan dama. Diambil dari bahasa sansekerta. Natha berarti seorang pelindung. Dama sebagai seorang yang penuh kasih sayang. Jadi, Nathadama = seorang pelindung yang penuh kasih sayang :*

Sebagaimana harapan orang tua dalam namanya, maka harapan kami, engkau menjadi seorang yang memiliki akhlak dan panutan pada Nabi Muhammad SAW, serta menjadi seorang yang dermawan dan menjadi pelindung yang penuh kasih sayang. Pelindung sebagai kepala keluarga kelak, sebagai seorang pimpinan-atasan-rekan kerja-teman, di jalur yang benar dan lurus. Tak lupa menjadi seorang dermawan yang ringan tangan dalam berinfaq zakat shadaqah maupun dalam menolong sesama. Tumbuh dan berkembanglah, menjadi anak kebanggaan kami ya,Nak. Kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk kalian.


Almandaffa dan Nathadama.



Dua puzzle pelengkap hidup kami.

Monday 1 June 2015

There’s No Coincidence in Life..? Kalo Aku sih Iyeesss,, Gak Tau Kalo Mas Anang.. :D

Oke. Saat ini aku ingin menumpahkan semua uneg2ku. Bukan unek2 sih hanya saja pelepasan emosi. Yang kurangkum menjadi satu. Tentang proyek skripsiku, dan banyak hal di dalamnya. Perjalanan panjang yang menguras waktu, tenaga dan pikiran. Sangat. Setidaknya bagiku.

Awal dimulai dengan pencarian dosen pembimbing. Seolah-olah dengan minimnya jumlah dosen di kampus kami, jumlah mahasiswa yang akan skripsi serta batasan jumlah maksimal pemimbingan per dosen menjadi momok bagi mahasiswa, saling berebut untuk memperoleh dosbing. Begitupun aku. Awal aku mengambil start dengan memilih Pak Nur Mochlas tuk menjadi dosbingku. Tak ada pertimbangan apapun. Its all just about my feeling. I was sure he could guide me, he could give a better advice for my project. Bagi sebagian anak, pencarian dosen ini seperti ladang pertempuran. Dan bagiku, *yang mungkin polos kali ya?*, adalah ajang tuk saling membantu informasi dan apapun tuk memperoleh dosbing. Mengantongi hasil percakapan dg Pak Nur Mochlas, aku membuka peluang bagi yang juga tertarik. Alhasil ada total 12 mahasiswa yang tertarik, dan maksimal hanya 6 mahasiswa yg berhak dibimbing oleh satu dosen. Pemilihan, beliau tak mau menentukan, dan akhirnya kami sepakat mengocok nama dlm secarik kertas. Aku skeptis dengan sistem itu, melihat peruntunganku dalam hal undian slalu jelek. Haha. Tapi aku pasrah, apapun itu insya Allah, yakinkan diri, itu hal yg terbaik bagiku. Bismillah. Hasilnya? Of course, seperti perkiraanku di awal.

Saat itu merasa terpukul. How come? Akhirnya dengan kerisauan nasib ke depan, aku memborbardir frustasi menghubungi dosen2 yang ku pilih acak. Haha, aku memang panikan. Sebagian menolak, sebagian menggantung. Total ada 6 dosen yang kuhubungi, dan memang aku belum sreg dg mereka. Entah beda pemikiran, even aku hanya tau namanya belum tahu rupa wajahnya, pola pikirnya, dll. Akhirnya ku merenung. Bahwa ini bukan perlombaan, dan aku bukan ingin cari aman “yang penting dapat dosbing”. So, i was cooling down and tried to be calm. Kembali mengolah lagi soal rasa. Ya, dalam suatu kasus aku sangat amat rasional dan mengambil keputusan dengan logika ilmu. Tapi untuk hal2 seperti ini, aku slalu mengandalkan feeling. Haha. Karna aku akan mengerjakan penelitian ini dengan hati.

Suatu saat suamiku, yg biasanya cool, bisa mjd heboh saat pulang kuliah. Ia menyeretku paksa ke kampus untuk mengobrol dengan dosennya. Aku, yang masih enggan tuk bersentuhan dengan segala tetek bengek dosbing, dan masih berkontemplasi, tak mampu menolak. Kuhanya bisa berkata, bahwa pertemuan ini hanyalah diskusi belaka. Bukan untuk membahas mengenai ide judulku dan beliau sebagai dosbingku. Ternyata, pertemuan kami seru. Beliau mengapresiasi ideku.. bahkan dua pemikiranku..*meski sangat mentah dan jauh dr sempurna*.. Kami diskusi seru, meski ada beberapa perbedaan pemikiran antara kami, yang kuutarakan berbeda dengan penangkapan beliau. Malamnya, meski sibuk dengan dua jagoanku, aku kembali merenungi pertemuan kami siang itu. Mengaktifkan juga naluriku, hatiku. Dan kumantapkan saat itu, entah atas dasar apa, namun kuyakinkan diri, bahwa beliau dosbing yang tepat bagiku. Masalahnya, apakah beliau bersedia mjd dosbing? Yang sebelumnya beliau belum pernah mjd dosbing di kampus ini. Yang tadi siang kami hanya berbagi ide. Big question for me. Karena respon beliau pd sms permintaanku tsb sangat lambat. Jika aku berjodoh dg dosen itu, maka aku yakin Allah akan mempermudah. Jika tidak, maka pengembaraanku akan masih berlanjut. Finally, he accepted my request. Yiayy.

Pak Agus Hekso namanya. Beliau pemikirannya sangat simpel. Menyederhanakan yang rumit. Walau saya, dan teman bimbingan lain, kadang suka mebuat rumit penelitian kami. Haha. Semacam kami masih minder dengan penelitian kami, yang kami pikir, masih ecek-ecek dan biasa dibanding teman2 lain yang. *oke, coret Kharisma, karna dia sudah well prepared in everything*. well, setidaknya melihat dari bahasan dan judulnya teman2 lain sih wow. Haha. Semacam krisis kepercayaan diri. Dan rasa kepercayaan diri ini semakin terkikis saat aku melakukan brainstorming semua rencana ide2ku. Yang ternyata bertumbangan satu per satu *dalam minilabku, bukan saat diskusi dengan dosbing,haha*. Total ada sekitar 6 judul yang bisa dibilang mogok sebelum masuk start. Lebih disebabkan ketakutanku akan hal yang belum terjadi. Oh, shame on me!! Dan hal yang kusuka dan kupetik pelajaran dari beliau, beliau sama sekali  tak pernah mencela ide2ku, slalu mengapresiasi dan mempush bahwa ini bisa dijalankan, bahwa tak perlu muluk untuk memulai dan mengembangkan ide. Bahwa setidaknya, cobalah untuk mulai mengurai kata dan mengalirlah. Baru perbaiki compang camping di sana sini. Singkat kata, aku kalah dengan ketakutanku sendiri. I hate my self at that time.

Selanjutnya, aku bertemu dosen lain, yg kebetulan mjd dosen suamiku di smester itu. Dan nanti akan kusadari, bahwa beliau akan mjd dosen kpo ku. Dosen yang katanya, menjadi horor bagi para mahasiswa karena sering menolak judul penelitian, atau menganggap kurang memadai dan perlu perombakan besar. Aku ingin mengetahui pola pikirnya. Dengan mengantongi satu judul baruku.. *rencana judul ketujuh, haha..* aku menemuinya. N U know what? Bahkan aku baru introduction 2 kalimat mengenai ideku, beliau langsung cut dan menceramahiku akan hal mendasar dalam penelitian, alur logika berpikir, serta mengambil ide suatu jurnal yang “terpercaya”. Kata2nya santai, diselingi tawa, namun menusuk dalam di hatiku. Mak jleb. Judul ketujuhku? Jauh panggang dari api. Alur logika dalam pengambilan model salah kaprah. Hari itu, aku belajar mengenai bagaimana mengambil judul yang baik, dengan metode dan alur logika yg benar *setidaknya menurut beliau, krn pendapat tiap dosen kdg beda bahkan bersinggungan*. Tapi setidaknya, aku belajar dulu dari yg terbaik..eh apa belajar dr yg “ditakuti” mahasiswa? Haha.

Selama sebulan itu, aku berpindah dari satu dosen ke dosen lain, berusaha menambah ilmu tentang pola pikir mereka dalam membuat penelitian. Semua kurangkum jadi satu. *iya,, aku bolos 7 pertemuan makul metolit krn “cuti” melahirkan* Dan setelah merasa cukup, aku brainstorming lagi, namun pakai sistem terbalik. Mencari jurnal terlebih dahulu, haha. Dan cheatingnya, mencari jurnal yg kuantitatif dg regresi agar bisa kureplikasi langsung. Wkwk. Ada beberapa jurnal yg kudapat, dan bisa kuangkat. Namun masih belum puas, ku mencari. Kharis menawari jurnal yg dia temukan sebelumnya. Dan ketika kulihat, bisa nih dipraktekkan karena nyuplik model langsung *main aman,haha* serta objek penelitian tidak terlalu menjadi perdebatan dosen maupun sekre dg pembatasan2 penelitian yg akan diangkat. Dibanding rencana judul dr jurnal intl yg akan kuangkat, ttg bagaimana administrasi pajak negara berkembang *dlm hal ini Indonesia*, persepsi wp thd kepatuhan pajak, efek etax pada tax evation dan mencegah perilaku korupsi. Jika judul ini bisa diangkat, maka 3 rencana judul itu, siapa tahu bisa untuk suamiku semester berikutnya, hehe.

Sebulan berikutnya, ku membuat proposal penelitian. Membaca ulang, memperbaiki yg kurang. Bertemu dosbing. Begitu terus hingga bosan. Hingga ku merasa sepertinya sudah saatnya tuk seminar outline. Dosen KPO pasti bisa melihat byk kekurangan dan bs beri masukan, yg buatku sudah stuck, bingung mau memperbaiki apa lagi. Bismillah. Mendaftar seminggu yg lalu, 25 Mei 2015. Pada 28 Mei, sekre mengumumkan kalau dosen PKO ku adlh Pak Riko *iya, beliau dosen yg kuceritakan di awal* dan Bu Arifah *dosen favoritku, karna cantiknya, ilmunya dan pintar penyampaiannya dlm kuliah..hehe* 
Pas lihat daftar, hanya bergeming, mengheningkan cipta. Wkwkwk. Secara dua dosen itu kan “ditakuti” karna standarnya oke. Aku stres awalnya, haha. Saking stresnya aku ga ngapa2in. Wkwk. Memori hilang satu per satu ttg materi. 29 Mei, rencana seminar outlineku, tapi akhirnya diundur krn Pak Riko berhalangan. Senin, 1 Juni, iya, kemarin, aku akhirnya sidang KPO bersama 3 teman lainnya. Dan, penyampaian aku benar2 cepat2 karna hanya diberi waktu 10 menit. Masukan dosbing? Aku seakan lost from the classroom, saking shocknya model penelitian dikritik, dan parahnyaaaa,,, aku melihat di model pertama, padahal aku mengambil model yg kedua di bawah. Stupid!!! Aku merutuki diriku sesampainya di rumah. Beneran deh. Orang grogi itu benar2 tak bisa fokus saat tampil, dan itu aku kemarin. Tapi semalam, aku bersyukur bertemu dua dosen tsb. Manfaatkan momen ini untuk memperbaiki penelitianku yg jauh dari kata bagus, apalagi sempurna.. Mungkin ini jawaban doaku, usahaku, rasa frustasiku, untuk menghasilkan penelitian yg baik. : )

See? Mungkin Law attraction yang beberapa waktu lalu sempat kuobrolin dg Maam dan ada beda pendapat ttg definisinya, haha, itu masih berlaku. Yg menurutku, itu adalah bagaimana alam (dan Allah tentunya) berusaha membantu doa, usaha dan keinginan kita baik di alam sadar dan di alam bawah sadar. Aku ingin mlakukan penelitian yg baik dan benar, dan Allah mengaturnya dengan mempertemukanku dengan orang2 hebat. Yang mungkin saat hal itu terjadi, atau apapun yg terjadi saat itu, yang hasilnya mungkin di luar harapanku, yang perjalanannya penuh liku, itu semua adalah proses bagiku untuk meraih keinginanku. Tinggal apakah aku memanfaatkan momen itu, mengambil pelajaran dari momen itu, atau tidak. Jadi, mari kita beraksi lagi. Lakukan yang terbaik, sisanya biarlah yang berwenang yang menentukan. Kita lakukan yang menjadi kewenangan kita. Bismillah.



= Selasa, 2 Juni 2015, 7:34 am=
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...