Sunday 21 November 2010

Bukan Sekadar Uang

Sudah beberapa kali, saya mendengar teman-teman di sekitar saya menyeletuk seperti ini: “Kok kamu masih aja jualan pulsa toh? Palingan untung mentok 500 perak kan per transaksinya?” dan kata-kata lainnya yang bernada sama. Mempertanyakan kegiatan, atau bisa dibilang hobi saya: berjualan pulsa. Hehee..

Sejak SMA kelas 3, saya sudah berjualan pulsa. Namun, ketika kuliah tingkat 1 dan 2 STAN, saya vakum berjualan karena konsentrasi pada hal lain, yaitu organisasi dan ngeles privat. Baru ketika tingkat akhir STAN, saya kembali menekuninya. Hingga sekarang. : ) 

Banyak keuntungan immaterial yang saya peroleh: menambah network, kenal sama banyak orang. Juga mempermudah untuk mengakrabkan diri dengan orang lain. Banyak pula hal lucu yang terjadi. Sempat sih, ketika awal masuk dunia kerja [masih magang pula], saya masih malu-malu menawarkan ‘dagangan’ ke para pegawai yang masih belum begitu kenal. Bahkan pada para CSnya. Hehee.. Sempat pula, mendapatkan operator yang harganya selangit, dan saya menjualnya di bawah harga karena gak tega. Saya pun akhirnya berganti operator yang harganya bersaing. Bagaimanapun juga, demi pembeli agar tak mendapatkan harga di luar kewajaran. Sempat pula, diutangin pulsa, dan saya termasuk tipe agak sungkan untuk menagih. Alhasil, kadang saya merelakan piutang yang mengendap cukup lama. ^^ Atau tiap dua hari (kadang tiap hari kalo lagi laris^^,) bolak balik jalan kaki dari kos ke bank yang cukup jauh untuk transfer pulsa, karena modal baru sanggup 200 ribu rupiah. 

Jika dibandingkan gaji tetap saya sebagai PNS (bersyukur banget udah punya kerjaan tetap), laba dari bisnis pulsa ini tak seberapa. Ekstrimnya, labanya tak bisa diharapkan. Namun, justru bisnis ini, memberikan kesan mendalam bagi saya. Banyak suka duka, yang manis bila diingat. Pembelajaran bagi hidup. Bahwa semua hal perlu diperjuangkan. Ini bukan sekadar mencari untung. Mencari tambahan penghasilan. Atau mencari lahan berjualan. Justru dengan keuntungan yang minim itulah, saya sangat mengerti arti 500 rupiah. Saya diajarkan untuk menghargai uang, berapapun nilainya, jangan diremehkan. Saya terus diingatkan bahwa masih banyak mereka yang untuk mendapatkan 500 rupiah saja, kadang perlu perjuangan yang lebih berat dibandingkan saya.

Bukan berarti saya menjadi orang yang ‘pelit’ karenanya. Malah, kadang saya dan suami berbaik hati mengeluarkan tabungan bagi mereka yang membutuhkan. Bagi mereka untuk menyambung hidup, menyemangai agar tak lelah untuk terus berjuang. Bagi mereka yang bekerja sepenuh hati namun ketekunannya masih diuji oleh Allah, seberapa kuat ia mampu hidup dalam keterbatasan. Saya salut pada mereka. Dan lucunya, kami malah dapat dibilang ‘pelit’ untuk diri kami sendiri. Menimbang sangat matang jika membeli sesuatu. Atau survei membandingkan dengan produk atau toko lain. Ada celetukan spontan dari teman suami saya: ‘Wah, kalian ini pasti bakalan kaya ya. Lha hemat banget, pasti uangnya utuh!!’ hihii...

Padahal nggak juga ;p. Kami hanya ingin tetap menjadi orang biasa. Simpel. Dan sederhana. Dan mengerti batapa berharganya sebuah koin 500 perak. Sebuah pembelajaran dari buka lapak jualan pulsa. Itulah mengapa, saya menikmatinya: Berjualan pulsa.

Tuesday 9 November 2010

I Miss You...Anyway

Lima bulan sudah....

Dan aku...
Slalu merindukanmu...

Malaikat kecilku...


Yakin,,
Suatu saat nanti..
Kau akan hadir..

Rite,,honey..?? =')


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...