Kadang
memang orang selalu mengkaitkan suatu rezeki hanya dilihat dari segi ekonomis
semata, sebuah pemahaman yang kurang tepat dan cukup sempit. Padahal rezeki
yang sungguh sangat berharga, justru jarang kita (mau) merasakannya, atau
mengakuinya sebagai suatu rezeki.
Diantaranya
memiliki banyak kawan dan sahabat; kesehatan dan kebahagiaan yang kita rasakan
*bayangkan, orang lain yg perlu menebus
sehatnya dengan biaya yang mahal di rumah sakit, atau menebus kesenangannya
yang kadang semu dengan karaoke-pub-drugs-shoppaholic-dst which also need much
money; mempunyai suami yg penyayang-pekerja keras-suka bantu pekerjaan
istri-dst, bisa hidup serumah sekota dengan suami; dan seabreg rezeki lainnya
yang tak semua orang bisa beruntung merasakannya.
Seperti
cuti liburan idul Fitri kemarin. Waahh,,so special n surprise, sering banget
ketemu teman lama, di tempat yang tak terduga dan tanpa janjian sebelumnya.
Alhamdulillah, bagi saya, itu merupakan suatu rezeki, bahwa Allah kembali mempertemukan
kami. Dari sekian milyar kemungkinan peristiwa dan 0,000011 % peluang yang ada,
Allah menyambungkan silaturahim kami. Sebut saja beberapa diantaranya, Mbak Ayu
–mbak kos pas di STAN dulu yg sangat menginspirasi saya-; Govinda –temen kuliah
STAN yg sekarang makin cakep drpd terakhir saya liat,hahaa...-; Aryo dkk –temen di Pangkalan Kerinci yang sangat
kebetulan kami sepesawat menuju Jakarta; dst *Banyak soalnya,hehehe... Adapula
yang janjian untuk ketemuan. Alhamdulillah, meski teman saya tak begitu banyak,
namun mereka selalu menyempatkan diri utk bermain ke rumah kalo saya pulang.. *terharu... : ) Meski hanya sejenak,
namun memberikan kesan yang mendalam. Atau mungkin saia lg lebay n melankolis
kali ya.. hahhaa..
Alhamdulillah
pula, sampai detik ini pula, saia sudah berumur 24 tahun bulan ini. ^^ *Yippyy,,happy bday for me..
hahaha,,,kasian banget yak, ngucapin ke diri sendiri. :p Tak mendapatkan kado
sama sekali dari siapapun. Namun merasa sudah sangat menerima banyak kado yang
indah: suami yg suangaatt pengertian n bertanggung jawab; seorang anak yang
sangat menggemaskan *semoga mjd anak yg
sholeh ya Sayang..; sahabat yang meski berjauhan namunn selalu mewarnai
hari; bekerja sekota dan hidup serumah dengan suami.. *meski jauh dr homebase, namun nikmat hidup bersama suami itu tiada
duanya.. :’) Kesehatan, kelapangan, kebahagiaan,.. benar2 rezeki yang tak
ternilai. Terima kasih atas semuanya, ya Allah.. ^__^
Begitulah
kawan. Jika kita menilai rezeki hanya berdasar angka semata, maka kamu akan
merasa makin haus dan rakus. Ingin lebih dan lebih. Namun, jika kita mau membuka
mata, justru rezeki yang sangat berharga ada pada rezeki “immaterial” yang
kadang kita sepelekan dan remehkan. Rezeki yang makin membuat kita bersyukur. Yang selalu kita dapatkan setiap hari,
namun kita urung merasakan keberadaannya. Rasa syukur itu, ada di
sekeliling kita.
0 comments:
Post a Comment