Monday 10 September 2012

Menikmati “Invisible” Rezeki – Rasa Syukur Makin Berlipat


Kadang memang orang selalu mengkaitkan suatu rezeki hanya dilihat dari segi ekonomis semata, sebuah pemahaman yang kurang tepat dan cukup sempit. Padahal rezeki yang sungguh sangat berharga, justru jarang kita (mau) merasakannya, atau mengakuinya sebagai suatu rezeki.
Diantaranya memiliki banyak kawan dan sahabat; kesehatan dan kebahagiaan yang kita rasakan *bayangkan, orang lain yg perlu menebus sehatnya dengan biaya yang mahal di rumah sakit, atau menebus kesenangannya yang kadang semu dengan karaoke-pub-drugs-shoppaholic-dst which also need much money; mempunyai suami yg penyayang-pekerja keras-suka bantu pekerjaan istri-dst, bisa hidup serumah sekota dengan suami; dan seabreg rezeki lainnya yang tak semua orang bisa beruntung merasakannya.
Seperti cuti liburan idul Fitri kemarin. Waahh,,so special n surprise, sering banget ketemu teman lama, di tempat yang tak terduga dan tanpa janjian sebelumnya. Alhamdulillah, bagi saya, itu merupakan suatu rezeki, bahwa Allah kembali mempertemukan kami. Dari sekian milyar kemungkinan peristiwa dan 0,000011 % peluang yang ada, Allah menyambungkan silaturahim kami. Sebut saja beberapa diantaranya, Mbak Ayu –mbak kos pas di STAN dulu yg sangat menginspirasi saya-; Govinda –temen kuliah STAN yg sekarang makin cakep drpd terakhir saya liat,hahaa...-; Aryo dkk  –temen di Pangkalan Kerinci yang sangat kebetulan kami sepesawat menuju Jakarta; dst *Banyak soalnya,hehehe... Adapula yang janjian untuk ketemuan. Alhamdulillah, meski teman saya tak begitu banyak, namun mereka selalu menyempatkan diri utk bermain ke rumah kalo saya pulang.. *terharu... : ) Meski hanya sejenak, namun memberikan kesan yang mendalam. Atau mungkin saia lg lebay n melankolis kali ya.. hahhaa..
Alhamdulillah pula, sampai detik ini pula, saia sudah berumur 24 tahun bulan ini. ^^ *Yippyy,,happy bday for me.. hahaha,,,kasian banget yak, ngucapin ke diri sendiri. :p Tak mendapatkan kado sama sekali dari siapapun. Namun merasa sudah sangat menerima banyak kado yang indah: suami yg suangaatt pengertian n bertanggung jawab; seorang anak yang sangat menggemaskan *semoga mjd anak yg sholeh ya Sayang..; sahabat yang meski berjauhan namunn selalu mewarnai hari; bekerja sekota dan hidup serumah dengan suami.. *meski jauh dr homebase, namun nikmat hidup bersama suami itu tiada duanya.. :’) Kesehatan, kelapangan, kebahagiaan,.. benar2 rezeki yang tak ternilai. Terima kasih atas semuanya, ya Allah.. ^__^
Begitulah kawan. Jika kita menilai rezeki hanya berdasar angka semata, maka kamu akan merasa makin haus dan rakus. Ingin lebih dan lebih. Namun, jika kita mau membuka mata, justru rezeki yang sangat berharga ada pada rezeki “immaterial” yang kadang kita sepelekan dan remehkan. Rezeki yang makin membuat kita bersyukur. Yang selalu kita dapatkan setiap hari, namun kita urung merasakan keberadaannya. Rasa syukur itu, ada di sekeliling kita.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...