Senyum yang slalu membuat Bunda rindu.... ^^ |
Sudah lima bulan berjalan, Daffa ‘sekolah’ di TPA Golden
Sun. Pada awalnya memang Bunda galau. Namun alhamdulillah, dalam perjalanannya
banyak kemudahan yang kami rasakan. Dan
berjalannya waktu, justru kami menikmati dan cukup nyaman dengan penitipan
tersebut, meski bagaimanapun ada juga kelemahan/kekurangannya. Masalahnya,
mencari asisten di sini juga cukup sulit. Banyak pengalaman dari teman2 pegawai
yang banyak banget masalah dengan asistennya. Entah yang kabur, gak niat kerja,
mencuri, kurang telaten, agen pembantu yang nakal, ringan tangan, gak betah
terus minta dipulangkan dan cerita lainnya, membuat kami sangat selektif
sekali, yang berujung menahan diri untuk mencari asisten yang tidak kami kenal
background keluarga dan kesehariannya. Jadilah sampai sekarang Daffa masih
sekolah, setelah 2 kali libur ke Jogja tak kunjung mendapatkan asisten yang
pas. : (
Anyway, Bunda
udah gak sesedih itu sih. Karena kami melihat dari berbagai sisi, bahwa
penitipan mungkin lebih baik untuk Daffa saat ini, insya Allah. Ada bermacam
pertimbangan dan kelebihan dari menyekolahkan anak di TPA.. Ini diantaranya
(dari pengalaman kami yaa..)
Satu, ya karena kami belum
berjodoh ketemu asisten yang
pas. Plus, sama sekali tak punya sodara di sini *Nasib perantau jauh euy.. Mbah2nya Daffa pun masih kerja
semua,,hihi.. Jadi andai
Mbahnya Daffa mau ikut kesini –someday, maybe – saya tetap harus mencari
asisten. Lagipula gak tega, masak orang tua suruh jagain anak kita.. Bapak ibu
juga sakit pinggangnya.. sudah tua, lebih baik menikmati pertumbuhan cucunya
tercinta dengan sesekali bermain bareng anak kita. Untuk menjaga anak, tetap
ditangani asisten. Tak terlalu capek dan pastinya tetap hepi :D. So its the
last choice we have.. *Mengesampingkan
pilihan anak dibawa ke kantor yaa.. hihiii.... #Minta ditimpuk atasan.. :p
Dua, Lokasi TPA yang strategis membuat kami tentram
untuk menitipkan Daffa ke sana. Dengan jaraknya hanya 2 menit naik motor dari
kantor, atau 3 menit naik motor dari rumah, memungkinkan kami untuk bisa sering
menjenguk dan mengontrolnya. Setelah mengantar Daffa ke TPA, Bunda
pun juga menyempatkan untuk menyuapi sarapan pagi dan mengajak bermain
sebentar. Saat istirahatpun main kesana, selama minimal satu jam. Seakan TPA
menjadi rumah kedua kami yang sering kami singgahi. :’)
Sok Bergaya Foto Model saat Bermain Sama Ayah |
Tiga, Sarana dan fasilitas bermain di TPA tersebut
sangat banyak dan bervariasi. Memang , tak semua TPA mempunyai mainan dan
fasilitas yang lengkap. Untungnya TPA pilihan kami ada.. mulai dari aneka
softbook thether, mobil2an/truk, stroller, mobil yg bisa dinaiki, ayunan,
kereta api, cubes, box bayi, bouncer, baby run, ahh pokoknya mainan terkini yg
merangsang pertumbuhan perkembangan bayi deh.. Edukatif plus bermerk, mahal
pastinya.. ^^, Plus halamannya luas dan berpagar, jadi tetap aman jika bermain
di sekitar halamannya yang berumput hijau segar.
Untuk yang satu ini, Daffa sangat suka sekali. Maklum, dia termasuk yang suka mengexplore dan utak atik mainan. Serius gitu mukanya. Rasa ingin tahunya besar sekali, kayak ibunya.. :D Dan alhamdulillah, perkembangan otaknya termasuk sangat cepat untuk seumurannya, meski sampai umur 11bulan ini masih belum mau berdiri sendiri, harus dipegangi. ^^, *Beneran mirip banget kayak ibunya yg agak penakut n was2.. :p Dengan mainan yang buanyak disana, rasanya tidak pernah bosan. Hehee,, di rumah mainan terbatas memang dan seadanya.. : )
Untuk yang satu ini, Daffa sangat suka sekali. Maklum, dia termasuk yang suka mengexplore dan utak atik mainan. Serius gitu mukanya. Rasa ingin tahunya besar sekali, kayak ibunya.. :D Dan alhamdulillah, perkembangan otaknya termasuk sangat cepat untuk seumurannya, meski sampai umur 11bulan ini masih belum mau berdiri sendiri, harus dipegangi. ^^, *Beneran mirip banget kayak ibunya yg agak penakut n was2.. :p Dengan mainan yang buanyak disana, rasanya tidak pernah bosan. Hehee,, di rumah mainan terbatas memang dan seadanya.. : )
Empat, mengenal baik pengasuh2 dan kepala sekolahnya
di TPA. Pada awalnya, memang hanya kenal nama saja. Tapi karena sering
menjenguk sambil bercerita, makin lama dekatlah kami. Dan kenal baik dengan
pengasuhnya, bagaimana cara merawat anak kecil, dll. Semakin kami tahu, semakin
kami merasa aman untuk menitipkan ke TPA ini. Insya Allah amanah. Lagipula
ketika ada kejadian apa saja, pengasuhnya selalu melaporkan ke kami saat
menjenguknya. Atau ada kejadian luar biasa, misal jatuh/demam tinggi, langsung
ditelepon agar orang tua bisa segera menangani lebih lanjut. Semoga untuk yang
terakhir ini, Daffa tak pernah ada panggilan telepon. : )
Lima, kebersihan tempat dan anak2 yang diasuh. Yup,
karena dua hal ini bisa menjadi faktor acuan, apakah TPA tersebut sehat untuk
ditinggali atau tidak. Untuk kebersihan, saya sudah tidak meragukan. Begitupun
penanganan anaknya. Ada ya, TPA pegawai kami yang beda tempat, dapurnya cukup
kotor dan bau. #no offense. Halaman penuh sampah berserakan. Memandikan anak2
pun berbarengan, telanjang semua, terus antri satu per satu untuk diguyur
dengan segayung air. #miris. Oke, saya termasuk orang yang sangat sensitif
dengan kebersihan. Dan langsung ilfil untuk yang satu ini. Bagaimanapun sedari
dini, kita mengajarkan agar anak menjaga auratnya, meski saat mandi sekalipun.
: )
Untuk anak2 yang diasuh, cukup bersihlah. Karena notabene, orang tua mereka para pekerja swasta dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Juga memperhatikan kebersihan anaknya. Kadang terbersit pikiran juga, kenapa ya kok mereka lebih memilih menitipkan anaknya, alih2 mencari pengasuh? Atau mungkin, kasusnya seperti kami. Who knows.. ^^
Untuk anak2 yang diasuh, cukup bersihlah. Karena notabene, orang tua mereka para pekerja swasta dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Juga memperhatikan kebersihan anaknya. Kadang terbersit pikiran juga, kenapa ya kok mereka lebih memilih menitipkan anaknya, alih2 mencari pengasuh? Atau mungkin, kasusnya seperti kami. Who knows.. ^^
Enam, sebagai sarana kemandirian dan pergaulan anak.
Mungkin kurang tepat juga ya, untuk alasan ini. Secara, Daffa masih berumur 11
bulan. Alasan ini akan lebih tepat saya bilang ini, jika si anak mencapai umur
2 tahun ke atas. Dimana anak mulai paham akan pergaulan, orang asing dan mulai
belajar mandiri, baik dari makan sendiri, pakai baju dll. ^^
Tapi
bagaimanapun dari semua kelebihan yang saya utarakan, tetap ada kekurangannya.
Karena bagaimanapun, seorang anak akan lebih baik, jika diasuh oleh orang
tuanya sendiri, yang menyayanginya sepenuh hati. Hehee... Kurang lebih, ini
sedikit kekuranganyang mengganjal di kami, ketika ‘menyekolahkan’ Daffa di TPA.
>.<
Daffa lagi latihan jalan di TPAnya.. :) |
Dua, karena waktu sepenuhnya di kantor
dan di penitipan, plus Ayah kadang lembur pula. Alhasil rumah hanya sebagai tempat tidur dan
istirahat. ^^ Kadang berantakan, plus agak kewalahan mengurus rumah,
seperti mencuci baju, setrika, dll. :D Dan sering berharap, agar segera weekend,
biar bisa segera beres2 rumah dan istirahat tentunya.. ^^ Beda halnya kan jika
punya asisten di rumah, at least bisa bantuin nyapu ngepel, menjaga rumah tetap
rapi.. : ) *Apalagi Daffa sekarang
mainnya suka ngeberantakin n nglempar2 barang.. hihiii...jadi ruang tengah
sering berserakan mainan deh..
Oya, apalagi kami tak memakai pampers, but clodi alias cloth diapers. Wuihh,,2hari gak nyuci tuh udah seember gede aja cuciannyaahhh.. Whuahh..tetap semangat!! Hahahaa.. #ketawa stres :p Tapi saya sungguh menikmatinya kok. Sesibuk dan secapek apapun. Beneran. Nikmat menjadi istri dan orang tua bisa melunturkan semua capek itu. ^.^
Oya, apalagi kami tak memakai pampers, but clodi alias cloth diapers. Wuihh,,2hari gak nyuci tuh udah seember gede aja cuciannyaahhh.. Whuahh..tetap semangat!! Hahahaa.. #ketawa stres :p Tapi saya sungguh menikmatinya kok. Sesibuk dan secapek apapun. Beneran. Nikmat menjadi istri dan orang tua bisa melunturkan semua capek itu. ^.^
Saat Awal2 dulu Latian Berdiri |
Tiga, ini juga dilemma bagi orang tua yang
sama2 bekerja dan kadang ada tugas dinas keluar kota. Untungnya, sampai
sekarang kami masih pelaksana yang slalu standby kantor. Jadi jarang pergi keluar
kota dalam beberapa hari. Ada diklatpun, Bunda berusaha sebisa
mungkin lokasinya di dalam kota, agar malam hari bisa tidur bareng Daffa.
Tapi....hiks,, pertengahan September ini terpaksa meninggalkan Daffa 4hari
lamanya.. >.< Tak tega sebenarnya,,menyerahkan Daffa ke Ayah, untuk
mengurusi Daffa di malam hari. Ayah juga cukup grogi, bagaimana kasih susu
Daffa, yang biasanya minum langsung dari Bunda dan tidur kemudiannnn....
*Semangat ya Ayahh.. muuaacchh... Bunda sesegera mungkin akan pulang, pastinya
akan selalu merindukan kalian selama di sana.. :’)
Apalagi
yaaa...sementara itu aja sih, aspek pertimbangan kami plus dan minusnya dengan
menyekolahkan anak di TPA. Yang terbaik ialah, seorang anak dirawat di rumah,
dengan Ibunya. Andai tak bisa, ya dirawat di rumah dengan saudara/asisten yang
baik dan amanah. Jika tidak, mungkin ke TPA adalah pilihan terakhir. Dan
cermatlah dalam memilih TPA buat si kecil. Pertimbangkan dalam segala aspek.
Karena kita bakal menitipkan si kecil dalam waktu yang lama, sehari penuh,
tanpa ada kita yang merawat/mengawasi. Kami saja, yang setiap istirahat selalu
menjenguk, ketika pulangya kami jemput Daffa sudah menangis rindu akan
kehadiran kami. :’) Ahh..Maafkan Bunda, Nak, masih banyak keterbatasan dalam
merawatmu.
0 comments:
Post a Comment