Daffa berusia 4 bulan Februari ini. Mungkin terlalu dini bagi kami untuk merencanakannya. Tapi, tak ada salahnya bukan? Ingat pepatah, sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit. :D
Setelah pertimbangan matang, akhirnya kami membuka rekening pendidikan untuk Daffa tercinta dengan setoran tetap per bulan (langsung dipotong dari gaji) dan dari keuntungan berjualan pulsa yang tak seberapa. :D Itung2 investasi menabung, menyisihkan dana untuk pendidikan Daffa. Karena jika tidak, gaji sudah habis dilahap pos-pos pengeluaran lain yang sama pentingnya: untuk keluarga di Jawa; biaya sehari2; gaji asisten; bayar cicilan hutang; simpanan untuk tiket pulang Jogja; uang kontrakan rumah.. Wah, bisa-bisa tak ada sisa dana nantinya. *Iya, sedang susah2nya untuk saving nih, lagi banyak pengeluaran. >.<
Jadilah kami membuka rekening di salah satu bank. Keuntungannya diantaranya ialah: gaji langsung terpotong sehingga tanpa perlu antri untuk menyetor di bank. Mendapat asuransi jiwa bagi orang tuanya (meski jumlah tak seberapa sihh.. ^^). Dana tak bisa diambil di luar kesepakatan (misal kesepakatan menabung selama 3 tahun, maka selama kurun waktu tersebut dana tak boleh diambil kecuali hal-hal yang tak terduga). Jadi kami benar-benar bisa berkomitmen untuk menyimpan dana pendidikan untuk Daffa. : )
Ini adalah salah satu bentuk perencanaan keuangan kami dan diversifikasi resiko. Karena kami juga tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, maka lebih baik kami mengambil jalan aman yaitu menabung sedari dini. : ) Ada pula rencana untuk menabung dengan logam mulia/dinar, namun bukan dalam waktu dekat ini. Karena prioritas saat ini ialah melunasi hutang. Sangat risau, memiliki hutang pada orang lain tuh. >.< (Semoga tahun ini lunas, amin..). Sedangkan asuransi pendidikan, saya belum tertarik dan belum punya informasi yang banyak mengenai hal tersebut. Saya lebih memilih untuk menabung saja dulu. : )
Buat para ortu, mari budayakan merencanakan pendidikan anak sedari dini demi masa depan buah hati. Entah dengan cara menabung, asuransi, investasi jangka panjang yang likuid (logam mulia, dinar, reksadana, deposito) atau investasi jangka panjang kurang likuid (tanah, properti) tergantung masing-masing orang tua. ^^ Tiap orang pasti punya gaya financial planning-nya masing-masing. : ) Punya pertimbangan yang berbeda pula. (^.^)v
2 comments:
kenapa nggak nabung dalam bentuk logam mulia atau dinar?
kan untuk jangka panjang, 10-20 tahun yang akan datang
katanya kalo jangka panjang, simpanan logam mulia termasuk yg dianjurkan
Nah itu mas,,rencana disaving sampai jangka waktu tsb, baru dibelikan logam mulia..n that's not this year,,
karena ada hal yg lebih penting dan lebih prioritas bagi kami di tahun ini.. :) *First thing first.. ^^
Post a Comment