Sejak Daffa lahir sampai umur sekitar dua bulan, kami sempat khawatir. Pasalnya, Daffa kesehariannya bengong melulu. Beneran deh! Diajak becanda Ayah Bundanya pun tetap tak ada respon. Boro-boro untuk tersenyum, melihat pun tidak. Padahal Ayah termasuk ahli dalam bermain dengan anak-anak. Beda sama Bundanya yang dari dulu sindrom-keki-sama-anak-kecil. Hehhee.. Iya. Saya sedari kecil selalu salah tingkah sama anak-anak. Bingung mau becandain apa, takut membuat si anak nangis, serba salah tingkah deh pokoknya. Jadinya, setiap ketemu anak-anak, saya cuma diam n hopeless. >.< Parah ya? Hahahahaa...
Back to topic. Nah, karena fenomena itu.. *halah.. Kami pun sempat bertanya-tanya. Maklum, anak pertama, jadi setiap ada sumthin weird menurut kami, selalu kami menelaah sangat dalam dan khawatir. ^^ Sempat pula berpikir, jangan-jangan karena saat Bundanya hamil dulu, kami memang sering berdiskusi mencari solusi mengenai segala hal (pekerjaan, keluarga, politik, ekonomi, agama, sosial, anything!), sangat dalam dan kadang ada perbedaan pendapat. Jadinya Daffa ikut-ikutan bermuka serius dan jarang senyum! Ha! :p Gak tahu juga, bener ga. Tapi saat itu kami berusaha keras membuat Daffa tertawa, at least tersenyum. Dan hasilnya: NIHIL.
-Ayah jadi bouncer :)- |
Akhirnya saat umur 3 bulan ke atas, barulah ia bisa merespon setiap hal di sekelilingnya. Hahahaa.. Gubrag banget deh! Lucu mengingat analisis kita dulu yang gak banget. Dan yang lebih mengagumkan, betapa Daffa punya insting sangat kuat sama Ayahnya. Setiap Ayah ada di sekitar Daffa, langsung sinyal di kepalanya ON, matanya mencari dimana keberadaan Ayahnya. Setiap hanya melihat Ayahnya, Daffa langsung tertawa dengan riangnya, sambil menggerakkan kaki tangannya. Terlebih ketika diajak bermain dengan Ayah. Dengan bermacam mainan boneka tangannya. (^.^)
Sempat cemburu juga saya dibuatnya. Habisnya, diajak becanda Bunda sama asisten, tak pernah se-overreacted seperti itu. Jarang bisa tertawa sampai terkekeh-kekeh. Tapi saya kadang geli melihatnya. Tak jarang, Bunda sering memfoto kegiatan bermain Ayah dan Daffa. Ketika mereka kelelahan bermain, mereka pun akhirnya tidur. Bareng. Posisi pun mirip. Nyenyak sekali. Kadang saya mencuri lihat mereka tidur cukup lama, sambil tersenyum-senyum sendiri melihat dua malaikatku. : )
Yah, ambil hikmahnya aja. :P Tak perlu mahal-mahal beli bouncer, cukup digoyang sama Ayahnya layaknya kursi goyang, udah ketawa senang. Tak perlu beli mainan yang banyak dan mahal, cukup dibecandain sama orang tuanya udah hepi banget. Tak perlu beli theether, dibanyakin minum ASI sama dialihkan perhatiannya agar tak mengemut tangannya sendiri. Aiihhh sayang kamu banget, Nak. Pengertian banget sama orang tuanya. Anak yang hemat. :D Bukan berarti Bunda tak mau membelikan banyak hal, tapi prinsip kebutuhan yang diutamakan, bukan keinginan.
Udah ya, mau ada pengajian menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW. Ini nulisnya juga cepet banget, ngebut..hahahaa.. So sorry to say, kalo judul tak sama dengan isi or antar paragraf tak berkorelasi. : )
-sehabis berenang- |
2 comments:
wah berenangnya di dapur
hihihi
^.^ iya..kolamnya ditaruh di depan wc yg deket dapur emang..
*biar gampang nuang airnya yg buanyak bgt itu.. sama gampang buangnya jg sih.. :p
Post a Comment