Tuesday, 21 February 2012

- Wanita Dan Korupsi -


Akhir-akhir ini, banyak pemberitaan di media massa cetak maupun elektronik mengenai kasus korupsi. Seperti sudah menjadi makanan sehari-hari. Dan sudah dimaklumi. >.< Yang lebih mengagetkan lagi, kali ini banyak terdakwa/tersangka wanita yang ikut terlibat di dalamnya. Sebut saja diantaranya, Nunun Nurbaeti, Dharnawati, Mindo Rosalina dan Angelina Sondakh. Ada apa gerangan? Mungkin Ibu Kartini, yang berusaha memperjuangkan kesetaraan peran wanita (dalam hal ini kesempatan berpolitik), bakal menangis. Bukan terharu, tapi trenyuh. Wanita terlalu asyik menikmati perannya yang katanya emansipasi, tapi sepertinya sudah lupa akan fitrahnya.
Wanita.
Sesosok manusia yang diistimewakan dalam Islam. Dilindungi bak mutiara, yang harus tersimpan rapat dalam cangkangnya. Memiliki peran mulia mengasuh dan mendidik anak tercinta. Menjadi kepala rumah tangga, dan patuh terhadap suami yang meminangnya.
Tapi tak kita sadari, bisa jadi perilaku kita, justru bisa menjerumuskan suami dalam korupsi. Sebagai istri, kadang suka bergosip ria, pamer kepemilikan harta pada tetangga/pegawai. Terbersit rasa iri ingin punya benda yang sama persis atau malah melebihi tetangga/pegawai. Atau suka fashion, shopping, kosmetik lengkap dari A sampai Z. Akhirnya, melancarkan bujuk rayu pada suami untuk membelikan keinginannya. Dan mungkin karena keterbatasan gaji, suami yang sayang istri akan berusaha memenuhi keinginannya dengan cara yang dia bisa. Korupsi pun bukan hal mustahil untuk dilakukan.
Atau saat kita bekerja, menjadi wanita karir. Dunia kerja tak bisa selalu hitam putih. Banyak daerah abu-abu yang memungkinkan untuk korupsi. Budaya korupsi yang menjalar sampai ke akar di tiap perusahaan dan lembaga pemerintahan, akan menyeret orang2 yang tak kuat iman dan prinsip ke dalam arusnya. Tak terkecuali. Apabila sudah merasuk ke sumsum tulang dan  totalitas dalam bekerja yang salah, bisa menjadi pesakitan seperti mereka yang sering kita lihat di tipi. Setiap hari. Dan tak pandang bulu pria maupun wanita. Semua memiliki peluang yang sama.
Wanita.
Seperti pepatah, dibalik kesuksesan seorang laki-laki, ada seorang wanita hebat di belakangnya. Entah istri atau ibunya. Menurut saya itu betul sekali. Karena peran istri/ibu, sejatinya adalah mendidik dan mengasuh anaknya. Mencekokinya dengan beragam prinsip dan pelajaran hidup. Agar menjadi anak yang didamba setiap orang tua: sholeh/sholihah, jujur amanah, bermanfaat bagi bangsa-negara-agama. Juga mendampingi suami. Menjadi lentera dalam keluarga. Mengingatkan suami jika ia melenceng dari yang seharusnya. Menuruti perintah suami, selama itu amar ma’ruf nahi munkar. Menguatkan suami, ketika lemah dan didera cobaan. Menemaninya dalam suka dan duka deh pokoknya. ^^,
Seiring kemajuan jaman dan membengkaknya biaya hidup, kini banyak ditemui wanita sebagai pekerja sekaligus ibu rumah tangga. Itu sudah hal yang wajar. Tapi alangkah indahnya jika kita adil dalam berperan. Dan mengingat fitrah kita. Menjadi ibu rumah tangga. Menjadi manajer keluarga yang top. Keluarga yang sederhana namun bahagia. Buang jauh-jauh keinginan ini itu, jika pada akhirnya itu hanyalah tuntutan nafsu semata. Nafsu akan harta dan tahta. Menikmati peran sebagai istri yang melayani suami. Menyaksikan keajaiban-keajaiban perkembangan buah hati dari hari ke hari. Beneran deh. Nikmatnya tak ada duanya. :’)
Mari, kita menjadi istri/ibu yang bijak.  
Yang kelak, ketika anak sudah besar, akan lantang bicara: Bundaku superhero.  
Atau saat suami berterima kasih kepada istrinya. Akan semua dukungan. Menerima apapun pemberian suami. Akan kesabaran mendampingi dalam suka duka. 
Karena itulah kebahagiaan terdalam seorang wanita. ^^,
**Curhat nglantur ngalor ngidul seorang ibu muda yang juga pekerja, hahaa.. :D Sebagai instrospeksi diri yang pikirannya loncat kesana kemari.. ^^, Sempat agak mewek saat nulis paragraf2 akhir.. :p *Iya, saia emang agak cengeng.. >.<

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...