Lagi-lagi saya memposting tentang carut marut negeri ini, lucunya negeri ini. Dimana keadilan tak ada batas jelasnya. Abu-abu. Seperti Dewi Keadilan yang ditutup kedua matanya, dan juga mata hatinya..?? >.<
Kasus ini dialami pegawai Kemenkeu.. senior kami di Stapala.. : ( Okelah, awalnya ketika kami tahu beliau dijadikan terdakwa (dan perkembangan beritanya up-date lah di forum Stapala), kami sempat berpikir... “ada apa gerangan?”dan merasa pasti ada sesuatu yang salah dari beliau. Ternyata setelah diselidiki, dan didalami, huhuww.. Betapa menyesakkan!! Ketika sudah bekerja secara benar sesuai prosedur, tapi justru ‘dikriminalisasikan’ dan kesalahan yang seharusnya merupakan kesalahan instansi lain, justru seenaknya dilempar ke pegawai KPPN.
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/01/11/sebuah-legitimasi-terhadap-perampokkan-uang-negara/
**Tiga link tersebut, sepertinya sudah mewakili kasus apa yang sedang terjadi**
Saya nyesek bacanya. Saya tahu, betapa berat beban bekerja di Kemenkeu. Ditekan atasan, menteri, DPR; dipandang sebelah mata oleh orang awam yang suka menggeneralisir dan men-cap sesukanya; padahal seluruh komponen yang ada di dalamnya, berusaha untuk bersinergi menjadi pengawal keuangan negara.
Mungkin benar adanya, jika ada segelintir orang yang masih ‘jahiliyah’. Mungkin benar adanya, jika ada banyak koruptor, penyelewengan dana di negeri ini. But hey, tak selamanya kami bisa mengawal keuangan itu. Jika dana sudah masuk ke kementrian masing2, alokasi sudah dianggarkan kementrian masing2, dan masih saja ada korupsi di dalamnya. Maka, yang bertanggung jawab adalah kementrian tersebut. Kami tak bisa mencampurinya, karena sudah bukan wilayah kerja kami, dan bukan masuk dalam SOP kami.
Lebih menyesakkan lagi, apabila para pegawai yang berusaha keras mencari dana untuk APBN dari sektor pajak, berharap terkumpul sesuai target untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan Indonesia yang lebih baik. Rakyat pun berusaha untuk menjadi pembayar pajak yang baik. Rakyat bijak, Taat Pajak. Tapi, kenyataan di lapangan, oleh para pengguna anggaran tersebut, banyak dipotong sana sini oleh para pejabat/pegawai kementrian/lembaga tersebut. Nyesekk!! >.< Ingin rasanya berteriak lantang pada mereka, dimana hati nurani mereka? Dimana amanah mereka? Ingin rasanya mengubah budaya dan kebiasaan korupsi masyarakat kita. Tapi saya tahu itu tidak bisa secara instan. Tapi saya tau, itu sulit. Sulit, tapi mungkin. Masih ada harapan. Selalu hidupkan harapan. Karena saya tahu, saya tidak sendirian. Masih banyak yang ingin Indonesia menjadi lebih baik. Dan mereka mengupayakannya dengan apa yang mereka bisa, apa yang mereka miliki. Saya juga. : )
*****
Sudahlah! Saya malah memperlebar bahasan kita dan tak menyentuh ke poin yang saya bicarakan. Ya. Saya sedang agak emosi. ^^, Tapi sekarang sudah calm down kok. : ) Selamat menelaah-mendalami-menyimpulkan link2 dari saya tersebut. Dan mari kita mengambil hikmahnya. Mendoakan para rakyat dan teman2 kita yang terdzalimi. Mendoakan para pegawai kepolisian-kejaksaan-pengadilan benar2 bekerja secara profesional dan berintegritas. Mendoakan para koruptor dibukakan mata hati. Mendoakan semoga Allah tak murka kepada Indonesia kami. Semoga, negara ini lebih baik. Tak hanya doa pastinya. Tapi usaha kita semua, bersinergi, memberikan apa yang kita bisa untuk negeri. *Jayalah Indonesiaku.. :mewek
0 comments:
Post a Comment