Setelah sebelumnya saya menulis Surat Cinta Untuk Para Perokok; saya masih belum puas bicara panjang lebar. Entah mengapa akhir2 ini saya sering mencurahkan sedikit pikiran saya ke blog. **Whaduh, gawat ini, bisa jadi ajang curhat ini blog :P. Tapi semoga isi kepala ini bermanfaat ; bukan hanya sekedar chit-chat belaka. Bisa menginspirasi; mencerahkan; membuka mata.. Halah..apa sih. Padahal its just another geje (ga jelas) article. : )
Okay. I think the cigarette industry is like an evil. *lebay mode: ON. Tapi jika kita telaah lebih dalam, mungkin benar adanya. Sebuah industri yang ‘legal’ namun memberikan efek destruksi ke ratusan juta; milyaran umat manusia. Para ‘kapitalis’ industri tersebut diam-diam ‘mencuri’ uang rakyat (dan kebanyakan masyarakat menengah ke bawah) yang semestinya digunakan untuk biaya sekolah anaknya atau biaya makan sehari-hari. Tak hanya itu, mereka juga ‘rakus’; mencoba memikat para pemudanya untuk mengkonsumsi barang tersebut. Dengan iklan yang fun, fresh, about life style, and attractive. Akhirnya, bisnis rokok ini kelihatan legal dan sudah menjadi tradisi turun temurun rakyat kita, dari anak-anak hingga orang tua. Wahh..
Padahal, di negara maju, industri rokok ini hidupnya terseok-seok. Lantaran begitu ketatnya peraturan mengenai rokok plus mahalnya pajak dan cukai rokok, hingga akhirnya sampai ke tangan para konsumennya mencapai angka Rp 100.000 ke atas. Juga, tak sembarang orang yang bisa membeli rokok, hanya 18 tahun ke atas lah yang bisa. Iklan rokok pun tak bisa sembarangan ada di tempat publik. Di bungkus rokok pun wajib ada gambar tentang penyakit yang diakibatkan merokok (ngeri ih gambarnya). Sangat kontras bukan dengan di Indonesia tercinta?
Selain merampas uang rakyat, para pebisnis rokok ini kemudian membunuh korbannya pelan-pelan. Bahkan, innocent people (perokok pasif) juga terkena dampaknya. Ibarat kata, kita membeli peluru dengan uang kita sendiri dan kemudian menembakkan peluru tsb ke jantung kita. Ha! Lihatlah di rumah sakit, balai pengobatan dan klinik di sekitar kita. Mereka yang bertahun-tahun mengkonsumsi rokok akhirnya kalah juga dengan racun yang ada di sebatang rokok. Dan ironisnya, lagi-lagi uang rakyat dirampas untuk biaya pengobatan! Uang pendidikan untuk anak pun tergadaikan. Plus, merampas uang negara pula, bagi para masyarakat miskin yang mengandalkan kartu askes, jamkesmas dan sebangsanya. Wow, I said..!!
Itulah mengapa para pengamat kesehatan mengatakan, bahwa biaya kesehatan jutaan para penderita sakit akibat rokok.. JAUH LEBIH BESAR dibandingkan keuntungan total dari industri rokok, yang ironisnya kebanyakan dinikmati oleh Philip Morris dan kawan2nya di Amerika sana. :( Itu pula yang diserukan para aktivis LSM, aktivis kesehatan, agar kita semakin aware dan peduli. Agar generasi muda kita tak rusak dan bisa menjadi penerus bangsa membangun Indonesia yang lebih baik. (Well, rokok adalah salah satu faktor. Faktor lainnya banyak: free sex, alkohol, gaya hidup, lingkungan, etc.)
Daannn..seperti yang sudah-sudah! Saya meluap-luap bicara panjang lebar disini, selalu ada sanggahan klise: rokok ikut menyumbang pemasukan negara dari cukai dan pajak; menyediakan ribuan lapangan kerja bagi petani tembakau, pekerja rokok, penjual rokok; rokok dan nikotin bukanlah zat adiktif (ingat kan saat heboh ayat 2 Pasal 113 UU tentang Kesehatan yang memuat tembakau dan nikotin, tiba-tiba pasal tersebut hilang saat Presiden akan menandatanganinya. Wow, ada ahli sulap di parlemen sana! Sekarang, lagi heboh tentang UU tembakau..); excetra and excetraa....
In the end, jika sikap pemerintah masih acuh mengenai bahayanya rokok ini; masih belum membuat peraturan yang tegas dari bisnis rokok ini; plus belum bisa menjawab solusi lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang menggantungkan hidup di industri rokok; dan masyarakat pun tetap acuh dan terus menghisap rokok; menutup mata dan telinga tentang fakta ini, yang terjadi hanyalah suatu panggung sandiwara: suatu saat para anak muda Indonesia melakukan demo, berteriak dan berorasi mengecam para kapitalis Amerika asing, sambil asik merokok A-Mild. Hehee.. Dan mereka yang ada di New York sana tertawa terkekeh-kekeh melihat hal ini. ^^
This article is inspired by this video: http://www.youtube.com/watch?v=DiyWK3fzTpA&feature=share **kalo mau liat videonya, siapkan koneksi yang cepat, biar buffernya cepet; durasinya lama soalnya: 42 menit.. ^^