Wednesday, 11 September 2013

Menembus Batas Ke Dunia Khayalanku



Manusia tak pernah luput dari mengkhayal. Siapapun pasti pernah. Yakin deh.. ^__^ Mengkhayal yang bisa terjadi, seperti ingin jadi presiden, atau mengkhayal yang impossible kayak pingin kantong pocket Doraemon yang bisa ngeluarin alat2 ajaib, atau bahkan mengkhayal andai Amerika Serikat menjadi negara yang tidak memiliki standar ganda dalam menyikapi isu terorisme dan korupsi. :p Itu sah-sah saja.

Begitupun aku. Punya khayalan, impian, bahkan sering sampai terbawa mimpi. Berkali-kali. Tapi,,walaupun hanya dalam mimpi aku bisa mewujudkannya, ketika bangun tidur rasanya jadi bahagiaa bangett dan masih kebayang2 bagaimana rasanya. Iya ya, mungkin bagi sebagian orang itu lebay,, tapi entah kok aku kayak githu. Terlalu ngebet kali ya?? :P

Impian yang pertama, termasuk yang cukup susah di dunia riil ini, yaitu ingin pergi ke Bulan. Naik pesawat antariksa, memakai baju super berat yang mampu menahan gaya antigravitasi di angkasa luar, daaan..disanalah saya... Di ruang hampa yang gelap, melayang-layang.. Takjub melihat suasana sekitar: hening mencekam, tanpa pergerakan, tanpa makhluk, dikelilingi berjuta bintang dan melihat Bumi dari kejauhan. Whuaa,,kumpulan perasaan yang tak mampu kulukiskan. 


Semua berawal ketika kelas 1 SD, aku bercita-cita menjadi astronot. Atauu,,setidaknya kerja di NASA deh! Meski biasalah, anak SD yang labil, kadang cita-citaku berubah menjadi: polwan, pelukis/komikus, dan pembalap sepeda. Cukup aneh ya untuk cita2 anak SD yang biasanya jawabannya klise: jadi dokter, presiden, guru. Hehehe.. namun cita2 untuk jadi astronot terus kupendam dalam hati, menjadi impian yang tak terkatakan. Hingga ketika kelas 3 SMA, meminta ijin orang tua untuk kuliah di ITB jurusan astronomi, kala itu tak mendapat sambutan. Justru permusuhan. :( Meski sudah ngotot memberikan penjelasan ini itu.. >.<

*******

Impian yang kedua, ialah ingin kuliah di Teknik Indusri. I meant, untuk umur yang sekarang sudah seperempat abad, meski aku sudah pindah haluan ke jurusan Akuntansi, tetap mupeng banget bisa kuliah teknik. Mencicipi deh, meski hanya satu semester, meski kudu peras otak lagi yang sudah lupa dengan smua pelajaran eksak. Bahkan, kadang iri dengan teman2 yang sudah lulus Teknik Indusri sekarang. Hehehe.. :p Cita2 yang slalu tak sampai yaa.. ^__^

Begini ceritanya lengkapnya.. : sbg anak yang berusaha berbakti pada orang tua, karena tak direstui masuk jurusan astronomi, aku membanting stir ke Teknik Industri. Selama kelas 3 SMA, aku memupuk kecintaan di Teknik Industri dan mencari tetek bengek segala hal yang berhubungan disana. Disitulah terbit cinta keduaku. :* Akhirnya, dengan usaha dan doa, serta ridho dari Allah diterimalah aku di UII International program Teknik Industri. I waass sooo...excited!! Gag sabar ingin segera kuliah. 

Tetapi, lagi2 ortu belum puas. Mereka mengharapkan saya sbg anak bungsu, mampu membanggakan ortu dg kuliah di UGM (kakak2ku universitas swasta semua). Honestly, aku ogah2an. Toh UM UGM sudah lama berlalu. Satu2nya harapan hanya SPMB. Padahal Teknik Industri hanya menerima 5 kursi dari sana. Dan saat itu, adalah pascagempa Yogyakarta yang dahsyat di tahun 2006. Alhasil, banyak buku2ku yang tertimpa puing daann aku udah males belajar :p Tapi dengan doa ortu, akhirnya masuk pula aku di UGM. Yaa,,tak apalah, yang penting tetap di Teknik Industri :D

Lagi2 semua keinginanku tak berjalan mulus. Yaa,,ada satu perguruan tinggi kedinasan yang membuka pendaftaran, daaannn ortu memintaku penuh harap mendaftar di sana. Ya,ya,ya..bisa ditebak, aku sbg anak penurut, kemudian mengambil formulir pendaftaran. Daann..sampai skarang, aku masih kuliah di sana. Menamatkan jurusan D4 (setara S1) yang membutuhkan waktu cukup lama: 5,5 tahun. Hahaha.. aku berusaha keras memahami akuntansi yang pada dasarnya bukan passionku. Berat memang. Pakai banget. Ahaha.. tapi demi negara dan instansiku, aku harus berusaha. Karena ini amanah yang harus kujalani. :’)

 ******

Begitulah. Pergi ke Bulan dan kuliah di Teknik Industri. Impian dari bidadari yang sayapnya patah. :p impian dari seorang anak yang mengalahkan passionnya demi cintanya ke orang tua. Entah, aku belum bisa move on sampai sekarang. Mungkin pelajaran bagi orang tua, andai anaknya sudah yakin dan mantap memilih suatu hal (yang positif dan baik tentunya), serta anak tersebut memiliki passion dan kecintaan disana, dukunglah mereka. Doakan mereka. Agar ketika ia menjalani pilihannya, diberikan kemudahan, istiqomah dan semangat. Agar apapun hasilnya, ia bisa memberikan manfaat bagi bangsa, negara dan agamanya. 

Oya, perlu digarisbawahi ya, bukan berarti saya sakit hati. Saya mensyukuri semua yang telah kujalani dan kumiliki. Saya tak mau menyesali apa yang telah saya pilih. Alangkah lebih baik, kita berusaha memberikan yang terbaik dari pilihan yang kita pilih. Nah loh, bingung to baca kalimatnya, hahaha.. Di jalan inilah, aku bertemu jodohku, pengalaman berharga menjadi manusia yang mandiri, berpetualang ke pelosok negeri, memberikan bakti kepada orang tua, dan disinilah aku mengemban mencari pundi APBN negara untuk pembangunan Indonesia. I love my life. :D

LIFE IS AN ADVENTURE. 
Life has lots of surprise, we just need to do our best and accept it. ~aNa~



3 comments:

Iwan Halim said...

Saya juga punya inpian yang sama bunda. Jadi Astronot. Tapi kayaknya untuk orang indonesia itu hanya tinggal mimpi :D

Oh iya, di blog saya ada GA juga. Mohon partisipasinya ya.. Salam kenal.

Fenny Ferawati said...

Ikutan promo Axe bun, siapa tahu kepilih jadi astronot pilihan :D

aNNas said...

mas iwan. wahh telat saya taunya..lama ga buka blog..sibuk libuarn panjang bareng suami.. ^___^ mungkin lain kali ya mas.. :)

.mbak fenny. huhuuu aku malah ga tau infonya..makasih ya sudah memberitahu mbak.. :)

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...