Seperti itulah rasanya. Apalagi di Pekanbaru yang cuacanya
tak menentu. Ketika panas menyengat, tak berapa lama hujan deras dengan angin
kencang. Awal mula tinggal disini, berasa kontras dan kaget. Lama kelamaan
akhirnya terbiasa dan bisa mengikuti irama.
Mungkin begitu pula dengan apa yang terjadi dalam hidup ini.
Tak jarang ada kejadian yang membuat kita shock kaget, tapi mau tak mau memang
harus dijalani. Sambil meyakini bahwa ada hikmah di balik peristiwa ini.
Menjadikan kita lebih kuat dan tegar serta tidak terlena akan keadaan. :’)
Tapi, tetaplah semua terasa berat pada mulanya. Seakan berontak untuk berkata
tidak dan ingin menarik kembali sang waktu ke tempat dan kejadian yang kita
suka. Sayang, hidup tidak melulu yang bahagia. ^^
Kejadian minggu kemarin terasa sangat cepat dan penuh air
mata. Memang, saat2 itu sebenarnya merupakan saat2 yang ditunggu2 bagi kami,
berharap kami bisa berdua di sana (Jakarta), atau berdua di sini (Pekanbaru).
Tapi memang Allah berkehendak lain. Saya diterima masuk D4, sedangkan suami tidak
lolos. Sebuah kenyataan yang cukup berat: kami harus berpisah antar pulau,
dalam jangka waktu yg cukup lama, sekitar 3 tahunan. Well, hanya membayangkan
saja, sudah terasa berat. Tapi memang sudah ketok palu dari pusat dan kami tak
bisa berbuat banyak.
Yang paling membuat resah adalah mencari “teman yang amanah”
di Jakarta sana. Asisten untuk merawat dan menemani Daffa. Saya tak mampu
sendiri merawat Daffa, ke TPA sambil belajar D4 yang penuh tekanan dan tugas
paper. Honestly, D4 is not my passion, so its hard enough for me to understand
the “accountancy things”. Wish i could get a scholarships in science or
“physics-math things”. Plus, ibu mertua yang pengen ngebet banget membawa Daffa
ke Magelang, dengan alasan saya bisa fokus untuk belajar. Well, its hard for a
mother to part from her son, especially he’is still a baby, 16 months old.
Ouw,, dear.. its hard for me, you know.. :’(
Yaahh setidaknya masih ada waktu sebulan, untuk menikmati
waktu bersama bertiga di sini. Waktu yang sangat berharga. Alhamdulillah. Semua
memang harus disyukuri. Dan semoga ujian hidup kali ini, berhasil kami lalui
dengan mulus dan hasil yang baik. Agar kami menjadi pribadi yang setingkat
lebih tinggi. Lebih kuat dan tegar. Lebih baik dari sebelumnya. Dan saya
sungguh berharap dan berdoa, semoga tahun depan, Ayah dapat menyusul Bunda ke
Jakarta, menjadi adik kelas Bunda, masuk kuliah D4 STAN. Sungguh berharap ya,
Rabb. Hamba mohon kepada Engkau... Mudahkanlah keluarga kami untuk dapat
bersama serumah dan sekota ya Allah. Karena itulah merupakan kebahagiaan kami
yang terbesar. =)
Mohon doa dan dukungannya ya teman2..
Semoga petir di siang terik ini, segera menurunkan hujan yang menyejukkan dan menentramkan. Serta hiasan pelangi indah setelah hujan reda. Amin.
Semoga petir di siang terik ini, segera menurunkan hujan yang menyejukkan dan menentramkan. Serta hiasan pelangi indah setelah hujan reda. Amin.
2 comments:
amiin
aminn..
makasih mb ayu..
doakan juga ya tahun depan suami nyusul jd adik kelas saya, amin ya Robbal'alamiinn..
*never.ending.to.hope :D
Post a Comment