Wednesday, 29 February 2012

Gak Mau Kebakaran Jenggot :p


Well, seperti pemberitaan di berita akhir2 ini. Yang lagi2 menjurus ke kasus korupsi *Padahal masih diselidiki, belum menjadi terdakwa. Yang lagi2 membawa nama korps pegawai direktorat tertentu dan membawa nama sekolah lulusan yang bersangkutan. Yang lucunya disorot hanya lulusan D3nya saja.. Lulusan Sarjana beliau kagak.. Padahal banyak juga loh lulusan Universitas itu yang jadi pejabat/politisi yang terjerat kasus korupsi.. Ada juga malah dosennya yang jadi tersangka kasus cek pelawat.. *Gak bermaksud nge-flame.. :p
Eniwei, saya termasuk dalam bagian Direktorat tersebut dan alumni mahasiswa tersebut. Boleh dibilang, saya sudah ‘bermental baja’ mendengar dan membaca seluruh kritikan pedas. Yang sayangnya cendurung menyerang dan menjelek-jelekkan. Baik di media massa maupun forum.
Saya marah? Tidak juga. Hhehee.. Karena apa yang mereka hujat itu sepenuhnya hanya opini mereka. Hanya keluar dari otak yang penuh kebencian dan prasangka. Karena saya tahu apa yang ada di dalam instansi tersebut, bagaimana proses kuliah tersebut. Dan faktanya? 100% berbeda dari yang mereka sangka. Meski diakui, untuk instansi tersebut, mungkin masih ada beberapa oknum yang memang tak bisa menjaga amanah.
Yang justru membuat saya geram, justru medianya. Yang harusnya memberikan pemberitaan yang netral dan bertanggung jawab, justru terkesan memojokkan dan menyerang. Tanpa cover both side. ^^ Bukan hanya kasus ini, tapi kasus2 lainnya juga. Cenderung menyerang dan menghujat pemerintah, membuat berita yang lebay tapi setelahnya terlupakan. *Karna ada berita lain yg lebih heboh,hahaha... Ya, maklumlah, sama2 kita tahu, owner-nya juga berkecimpung di politik. *Jadi kangen TVRI yah..hehehe. Sebenarnya masih banyak insan wartawan dan pertelevisian yang masih amanah. Sehingga banyak kasus wartawan berbondong2 keluar dari tempat kerjanya karena sudah tak sesuai hati nurani mereka. Tapi ada juga yang berusaha bertahan, berharap ada perbaikan di dalamnya, salah satunya Lutviana dari Metro TV. : )
Demikian pula kami. Kami juga bertahan dan terus berjuang. Agar upaya reformasi birokrasi yang telah kami jalankan, berbuah manis dan bisa menjadi contoh departemen lain bahwa kita bisa. Kita bisa memerangi korupsi, nepotisme, bekerja secara profesional dan amanah. Dari beberapa kasus ini, sebagai refleksi diri bahwa kita harus terus belajar dan memperbaiki sistem. Ini bukan kegagalan. Namun proses pembelajaran.
Ohya, jika mendengar orang beropini tentang Direktorat Jenderal Pajak, alangkah lebih baik, jika Anda mendengarnya dari orang yang SECARA LANGUNG berhubungan dan bekerja dengan instansi tersebut. Misal saja, bendaharawan kantor, financial accounting perusahaan, maupun orang yang langsung mendaftar NPWP. Tanyakan pada mereka, apakah dalam pelayanannya mengutip ‘uang jasa’? Apakah pernah pegawainya meminta untuk ‘kongkalikong’ mengelapkan pajak? Bagaimana proses pembayaran pajaknya? *Tentunya lewat BANK dan masuk ke kas negara.. ^^ Bagaimana jam kerja mereka, yang bekerja dari pagi hingga larut sore? Bagaimana perbedaan sebelum dan setelah remunerasi? Bagaimana tanggapan/proses pajaknya? *Pasti ada SOPnya, dan ada KEPASTIAN proses selesai kapan. Dari merekalah akan kita temui jawaban yang cukup objektif.
Bukan opini dari para karyawan/pekerja yang hanya tahu uangnya langsung dipotong, tanpa tahu prosesnya bagaimana. Atau bahkan orang yang punya NPWP pun tidak. Tapi sikapnya sudah skeptis dan dihinggapi mind blocking, sehingga penilaiannya cenderung subyektif dan berprasangka. Saringlah segala informasi media dan berpikirlah secara bijaksana.
Last, jika Anda melihat ada pegawai yang meminta ‘tanda jasa’ atau penyelewengan lainnya, silahkan hubungi 500200 :D Tentunya harus dengan bukti yang relevan, sehingga diharapkan tidak menjadi fitnah. : )
*Saya bangga menjadi bagian dari instansi ini. Dan mengutip kata2 suami, “Saya terlanjur jatuh cinta dengan instansi ini.” :’)

Thursday, 23 February 2012

Mendayagunakan Barang yang Kita Punya


Buatlah barang di sekitar kita, sebagai barang yang produktif. Bukan hanya konsumtif. Tapi berdaya guna. Syukur2 menghasilkan tambahan penghasilan dan ilmu tentunya.
Punya hape, selain buat telpon Ayah dan keluarga di Jawa, bisa juga dipakai buat jualan pulsa. Hasilnya sangat lumayan loh.. :D Saya gabung di: www.daffasell.blogspot.com Harganya murah loh!! Cekidott... :D **promosi.. :p
Bisa pula sms jarkom informasi kuliah/tausiah/info penting lainnya... *teringat dulu di kampus, sering jadi pusat jarkom organisasi/kelas.. ^.^
Punya fesbuk or twitter, statusnya tak usah galau melulu,, hehehee.. Buatlah status yang berguna dan informatif.. *menyentil diri sendiri.. >.< Share hal2 yang berguna juga.. Yaa,,tak apalah sekali-kali curhat, asal bukan masalah pribadi dan keluarga.. : ) *ngelesss... :p
Punya modem? Gak melulu buat buka FB, Twitter, Gtalk aja. Buka pula news online, artikel2 lain yang tak kalah menarik. Membuka wawasan kita. Bisa buat jualan online.. *Lihat2, kota daerahmu potensi penghasil apa, laku jual produk apa, cari produk yang menarik dan dibutuhkan. Bisa juga buat jualan tiket pesawat terbang. *Saia dulu juga pengen jualan, eh ternyata sudah ada pegawai yang duluan berkecimpung di sana. Nanti saia menyaingi.. Mundur aja deh.. :p
Punya blog? Jangan cuma curhat dan cerita galau saja. Hahaha.. *Menyindir pribadi.. :p Buatlah artikel/bacaan yang berguna. Walo hanya sekedar info wisata, ketrampilan, pengalaman pribadi yang membawa hikmah, ilmu kita yang bisa dibagi..  Akan bermanfaat bagi para googlers dan yang membutuhkan info tersebut.. : )
*Blog saya satunya saja (www.duniakita15.blogspot.com) sampai puluh ribuan viewers, hanya karena masalah simpel: beberapa artikel membungkus kado; wisata ke Malaysia dan beberapa daerah tujuan wisata lain. Gak nyangka, ternyata banyak yang membutuhkan.. ^^ Senang bisa memberikan manfaat ke orang lain.. :D
Oya, bisa juga menghasilkan uang dengan Adsense.. *Tapi saya belum tertarik. Lebih tepatnya males buka Paypal n kartu kredit.. :p Bisa sih, pakai debit card, tapi yg iklannya amit2 dahh.. Kek perbesar **** anda..hahahaa.. atau penghasilan sekian juta per bulan hanya di rumah, etc. Ah, itu spam and scam buat saia mah.. Ngrusak mata tiap ada iklan gituan di web/blog.. Hahahhaa...
Punya tivi, jangan hanya nonton sinetron menye’-menye’.. Hehehe.. Bisa untuk melihat berbagai peristiwa di dunia. Banyak wawasan yang bisa kita dapatkan melalui televisi. Melihat Indonesia yang mempesona dari acara travelling/backpacking; berlatih enterpreneur/wiraswasta dari info bisnis; menghilangkan dahaga akan ilmu agama lewat kajian2 agama di tipi. *Sayang, saya termasuk orang yang jarang nonton tipi. Sejam dalam seminggu pun Alhamdulillah bgt, haha.. ^^,
Punya laptop? Bisa juga digunakan sebagai tivi. Seperti di rumah kami. : ) Bisa juga buat radio. Multifungsi bukan? :D Bahkan meski tinggal di Pekanbaru, bisa juga buat ndengerin radio2 di Jogja dan sekitarnya. Tapi syaratnya harus colok modem dan buka www.jogjastreamers.com, hehehe.. :p *sindrom-kangen-jogja ^____^
Silahkan dilanjutkan sendiri barang2 Anda. Karena barang kami cuma segitu.. Hehee... Dengan begitu, biaya bulanan internet, listrik dan pulsa HP yang kita keluarkan, akan terasa manfaatnya dan malah bisa balik modal dan menghasilkan keuntungan. Justru akan menjadi biaya produktif, bukan biaya konsumtif. :D
Selamat mendayagunakan secara optimal barang2 kita!!! :D

Tuesday, 21 February 2012

- Wanita Dan Korupsi -


Akhir-akhir ini, banyak pemberitaan di media massa cetak maupun elektronik mengenai kasus korupsi. Seperti sudah menjadi makanan sehari-hari. Dan sudah dimaklumi. >.< Yang lebih mengagetkan lagi, kali ini banyak terdakwa/tersangka wanita yang ikut terlibat di dalamnya. Sebut saja diantaranya, Nunun Nurbaeti, Dharnawati, Mindo Rosalina dan Angelina Sondakh. Ada apa gerangan? Mungkin Ibu Kartini, yang berusaha memperjuangkan kesetaraan peran wanita (dalam hal ini kesempatan berpolitik), bakal menangis. Bukan terharu, tapi trenyuh. Wanita terlalu asyik menikmati perannya yang katanya emansipasi, tapi sepertinya sudah lupa akan fitrahnya.
Wanita.
Sesosok manusia yang diistimewakan dalam Islam. Dilindungi bak mutiara, yang harus tersimpan rapat dalam cangkangnya. Memiliki peran mulia mengasuh dan mendidik anak tercinta. Menjadi kepala rumah tangga, dan patuh terhadap suami yang meminangnya.
Tapi tak kita sadari, bisa jadi perilaku kita, justru bisa menjerumuskan suami dalam korupsi. Sebagai istri, kadang suka bergosip ria, pamer kepemilikan harta pada tetangga/pegawai. Terbersit rasa iri ingin punya benda yang sama persis atau malah melebihi tetangga/pegawai. Atau suka fashion, shopping, kosmetik lengkap dari A sampai Z. Akhirnya, melancarkan bujuk rayu pada suami untuk membelikan keinginannya. Dan mungkin karena keterbatasan gaji, suami yang sayang istri akan berusaha memenuhi keinginannya dengan cara yang dia bisa. Korupsi pun bukan hal mustahil untuk dilakukan.
Atau saat kita bekerja, menjadi wanita karir. Dunia kerja tak bisa selalu hitam putih. Banyak daerah abu-abu yang memungkinkan untuk korupsi. Budaya korupsi yang menjalar sampai ke akar di tiap perusahaan dan lembaga pemerintahan, akan menyeret orang2 yang tak kuat iman dan prinsip ke dalam arusnya. Tak terkecuali. Apabila sudah merasuk ke sumsum tulang dan  totalitas dalam bekerja yang salah, bisa menjadi pesakitan seperti mereka yang sering kita lihat di tipi. Setiap hari. Dan tak pandang bulu pria maupun wanita. Semua memiliki peluang yang sama.
Wanita.
Seperti pepatah, dibalik kesuksesan seorang laki-laki, ada seorang wanita hebat di belakangnya. Entah istri atau ibunya. Menurut saya itu betul sekali. Karena peran istri/ibu, sejatinya adalah mendidik dan mengasuh anaknya. Mencekokinya dengan beragam prinsip dan pelajaran hidup. Agar menjadi anak yang didamba setiap orang tua: sholeh/sholihah, jujur amanah, bermanfaat bagi bangsa-negara-agama. Juga mendampingi suami. Menjadi lentera dalam keluarga. Mengingatkan suami jika ia melenceng dari yang seharusnya. Menuruti perintah suami, selama itu amar ma’ruf nahi munkar. Menguatkan suami, ketika lemah dan didera cobaan. Menemaninya dalam suka dan duka deh pokoknya. ^^,
Seiring kemajuan jaman dan membengkaknya biaya hidup, kini banyak ditemui wanita sebagai pekerja sekaligus ibu rumah tangga. Itu sudah hal yang wajar. Tapi alangkah indahnya jika kita adil dalam berperan. Dan mengingat fitrah kita. Menjadi ibu rumah tangga. Menjadi manajer keluarga yang top. Keluarga yang sederhana namun bahagia. Buang jauh-jauh keinginan ini itu, jika pada akhirnya itu hanyalah tuntutan nafsu semata. Nafsu akan harta dan tahta. Menikmati peran sebagai istri yang melayani suami. Menyaksikan keajaiban-keajaiban perkembangan buah hati dari hari ke hari. Beneran deh. Nikmatnya tak ada duanya. :’)
Mari, kita menjadi istri/ibu yang bijak.  
Yang kelak, ketika anak sudah besar, akan lantang bicara: Bundaku superhero.  
Atau saat suami berterima kasih kepada istrinya. Akan semua dukungan. Menerima apapun pemberian suami. Akan kesabaran mendampingi dalam suka duka. 
Karena itulah kebahagiaan terdalam seorang wanita. ^^,
**Curhat nglantur ngalor ngidul seorang ibu muda yang juga pekerja, hahaa.. :D Sebagai instrospeksi diri yang pikirannya loncat kesana kemari.. ^^, Sempat agak mewek saat nulis paragraf2 akhir.. :p *Iya, saia emang agak cengeng.. >.<

Sunday, 19 February 2012

- Kejutan dari Allah -


Mungkin ini juga yang disebut salah satu the true power of zakat. :P Tapi inilah yang terjadi kemarin.
Seperti biasa, kami selalu menyisihkan sebagian harta kami untuk yang berhak dan membutuhkan. Akhirnya, Sabtu kemarin, kami menyalurkannya ke sebuah lembaga zakat di kota Pekanbaru dan seorang ibu yang datang ke rumah kami.
Ajaibnya, Ahad kemarin saat ada acara di kantor suami, kami mendapatkan hadiah. Sebuah benda yang jika dirupiahkan, setara dengan zakat hari Sabtu kemarin.
Dan asal tahu saja, ini pertama kalinya kami dapat hadiah dorprize. Sesuatu banget yah. Ahahahaa.. *Maklum, kami bukan termasuk orang yang ‘lucky’ dalam hal hadiah/undian. :P
Satu kata: Alhamdulillahirobbil’alamin. :D Syukur kami atas rezeki ini, ya Allah. : )
Yuk, sering2 berzakat, infaq atau shodaqoh. Insya Allah jika kita ikhlas, Allah akan menggantinya dengan hal yang jauh lebih baik. Kesehatan, rezeki yang halal dan barokah, nikmat iman, kemudahan dalam hidup, dan Insya Allah pahala untuk bekal di akhirat nanti.

Thursday, 16 February 2012

Daffa Anak Ayah..!! ^^,


Sejak Daffa lahir sampai umur sekitar dua bulan, kami sempat khawatir. Pasalnya, Daffa kesehariannya bengong melulu. Beneran deh! Diajak becanda Ayah Bundanya pun tetap tak ada respon. Boro-boro untuk tersenyum, melihat pun tidak. Padahal Ayah termasuk ahli dalam bermain dengan anak-anak. Beda sama Bundanya yang dari dulu sindrom-keki-sama-anak-kecil. Hehhee.. Iya. Saya sedari kecil selalu salah tingkah sama anak-anak. Bingung mau becandain apa, takut membuat si anak nangis, serba salah tingkah deh pokoknya. Jadinya, setiap ketemu anak-anak, saya cuma diam n hopeless. >.< Parah ya? Hahahahaa...
Back to topic. Nah, karena fenomena itu.. *halah.. Kami pun sempat bertanya-tanya. Maklum, anak pertama, jadi setiap ada sumthin weird menurut kami, selalu kami menelaah sangat dalam dan khawatir. ^^ Sempat pula berpikir, jangan-jangan karena saat Bundanya hamil dulu, kami memang sering berdiskusi mencari solusi mengenai segala hal (pekerjaan, keluarga, politik, ekonomi, agama, sosial, anything!), sangat dalam dan kadang ada perbedaan pendapat. Jadinya Daffa ikut-ikutan bermuka serius dan jarang senyum! Ha! :p Gak tahu juga, bener ga. Tapi saat itu kami berusaha keras membuat Daffa tertawa, at least tersenyum. Dan hasilnya: NIHIL.
-Ayah jadi bouncer :)-
Akhirnya saat umur 3 bulan ke atas, barulah ia bisa merespon setiap hal di sekelilingnya. Hahahaa.. Gubrag banget deh! Lucu mengingat analisis kita dulu yang gak banget. Dan yang lebih mengagumkan, betapa Daffa punya insting sangat kuat sama Ayahnya. Setiap Ayah ada di sekitar Daffa, langsung sinyal di kepalanya ON, matanya mencari dimana keberadaan Ayahnya. Setiap hanya melihat Ayahnya, Daffa langsung tertawa dengan riangnya, sambil menggerakkan kaki tangannya. Terlebih ketika diajak bermain dengan Ayah. Dengan bermacam mainan boneka tangannya. (^.^)
Sempat cemburu juga saya dibuatnya. Habisnya, diajak becanda Bunda sama asisten, tak pernah se-overreacted seperti itu. Jarang bisa tertawa sampai terkekeh-kekeh. Tapi saya kadang geli melihatnya. Tak jarang, Bunda sering memfoto kegiatan bermain Ayah dan Daffa. Ketika mereka kelelahan bermain, mereka pun akhirnya tidur. Bareng. Posisi pun mirip. Nyenyak sekali. Kadang saya mencuri lihat mereka tidur cukup lama, sambil tersenyum-senyum sendiri melihat dua malaikatku. : )
Yah, ambil hikmahnya aja. :P Tak perlu mahal-mahal beli bouncer, cukup digoyang sama Ayahnya layaknya kursi goyang, udah ketawa senang. Tak perlu beli mainan yang banyak dan mahal, cukup dibecandain sama orang tuanya udah hepi banget. Tak perlu beli theether, dibanyakin minum ASI sama dialihkan perhatiannya agar tak mengemut tangannya sendiri. Aiihhh sayang kamu banget, Nak. Pengertian banget sama orang tuanya. Anak yang hemat. :D Bukan berarti Bunda tak mau membelikan banyak hal, tapi prinsip kebutuhan yang diutamakan, bukan keinginan.
Udah ya, mau ada pengajian menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW. Ini nulisnya juga cepet banget, ngebut..hahahaa.. So sorry to say, kalo judul tak sama dengan isi or antar paragraf tak berkorelasi. : )
-sehabis berenang-

Sunday, 12 February 2012

- RUTINITAS -


Ialah melakukan suatu kegiatan secara rutin, terus menerus, dalam waktu yang cukup lama. And you know what? Saya akhirnya mengalami kebosanan! Ahahaha.. Pagi-pagi, sudah bangun menyiapkan mandi dan ASI Daffa, memasak, lanjut ke kantor sampai sore hari. Siangnya isitrahat dua jam di rumah, menyetok ASI dan mengurus Daffa lagi. Sorenya mandiin Daffa, dan malamnya nyetok ASI dan menemani hingga tidur terlelap. Begituuuu terus selama 4 bulan ini. Jarang buanget pergi ke luar rumah; kecuali ke kantor-pasar-toko. Itupun yang ke pasar dan toko biasanya Ayah, Bunda urus rumah dan Daffa. Lama-lama penat  juga yah! ^^
Bagaimanapun, orang tidak seperti robot. Yang bisa di-setting melakukan pekerjaan yang sama secara kontinyu terus menerus. Manusia punya perasaan. Jadi bisa bilang bosan, jenuh, penat, dll. Kita perlu refreshing, beeiibbhhh.... >.< Memang, dalam keluarga, perlu kita anggarkan biaya refreshing ini. Refreshing pun tak melulu pergi ke tempat rekreasi atau liburan ke luar kota. Banyak cara refreshing yang murah, tapi hasilnya sama: menyegarkan otak dan badan.
Dan weekend ini, refreshinglah kita di Pekanbaru. Pertama-tama, kami pun makan di luar. Sesekali dong, pengen makan di luar. Akhir-akhir ini agak bosan masakan sendiri,,hihiii.. Yang kami tuju ialah, Soto Lamongan favorit kami *Cuma 8ribu semangkuk,cyin... ^^ sama Waroeng Steak dan Bebek Goreng H. Slamet. Kenapa pilih itu? Karena tempat itulah yang mengingatkan kami akan Jogja, dan setidaknya mengobati kerinduan yang tak kunjung reda. : )
Juga, kemarin pun kami mengunjungi perpustakaan –yang dibilang termegah se-Indonesia, atau malah se-Asia Tenggara, katanya. *Terharuu..setelah satu tahun lamanya kami di Pekanbaru, baru sekali ini masuk ke perpustakaan ini. Dulu pas hamil sih nyidam pengen kesini, tapi gak kesampaian mlulu. :p Dan woowwww...di dalamnya tak kalah megah dengan yang di luar. Dan alhamdulillah, banyak banget dikunjungi masyarakat, dalam mencari bahan/materi SMA dan kuliah. Senang rasanya melihatnya. Tempatnya yang bersih dan cozy; buku-bukunya yang luenggkkaappp, -dari anak2, hingga dewasa-. Semoga meningkatkan minat baca masyarakatnya. Setidaknya, ada yang saya banggakan dari kota ini. :D Membuat saya nagih untuk datang kembali. Perpustakaan Soeman H.S ^^
Oya, kami pun mengajak Daffa renang untuk pertama kalinya. Di sebuah kolam kecil yang kami beli khusus untuk kecipak kecipuk Daffa. Ternyata, butuh air yang buanyak dan merebus air sampai 5 panci untuk menghangatkan airnya. Itupun, masih belum begitu hangat. Tapi, Daffa terlihat menikmatinya *awalnya sih takut2. Senang melihatnya. Insya Allah bakal dirutinkan sekali dalam seminggu. : )
Senang rasanya weekend ini. Tak sabar menunggu weekend berikutnya. Membuat agenda refreshing yang tak kalah seru dari kemarin. Dan tentunya, tak perlu yang mahal-mahal. Yang penting esensinya. Kesegarannya. Sesuatu yang berbeda. Tak perlu mencari jauh-jauh, karena itu ada di sekitar kita. Jika kita mau mengamati. Dan merasakan.

Wednesday, 1 February 2012

Daffa dan Rencana Pendidikannya


Daffa berusia 4 bulan Februari ini. Mungkin terlalu dini bagi kami untuk merencanakannya. Tapi, tak ada salahnya bukan? Ingat pepatah, sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit. :D
Setelah pertimbangan matang, akhirnya kami membuka rekening pendidikan untuk Daffa tercinta dengan setoran tetap per bulan (langsung dipotong dari gaji) dan dari keuntungan berjualan pulsa yang tak seberapa. :D Itung2 investasi menabung, menyisihkan dana untuk pendidikan Daffa. Karena jika tidak, gaji sudah habis dilahap pos-pos pengeluaran lain yang sama pentingnya: untuk keluarga di Jawa; biaya sehari2; gaji asisten; bayar cicilan hutang; simpanan untuk tiket pulang Jogja; uang kontrakan rumah.. Wah, bisa-bisa tak ada sisa dana nantinya. *Iya, sedang susah2nya untuk saving nih, lagi banyak pengeluaran. >.<
Jadilah kami membuka rekening di salah satu bank. Keuntungannya diantaranya ialah: gaji langsung terpotong sehingga tanpa perlu antri untuk menyetor di bank. Mendapat asuransi jiwa bagi orang tuanya (meski jumlah tak seberapa sihh.. ^^). Dana tak bisa diambil di luar kesepakatan (misal kesepakatan menabung selama 3 tahun, maka selama kurun waktu tersebut dana tak boleh diambil kecuali hal-hal yang tak terduga). Jadi kami benar-benar bisa berkomitmen untuk menyimpan dana pendidikan untuk Daffa. : )
Ini adalah salah satu bentuk perencanaan keuangan kami dan diversifikasi resiko. Karena kami juga tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, maka lebih baik kami mengambil jalan aman yaitu menabung sedari dini. : ) Ada pula rencana untuk menabung dengan logam mulia/dinar, namun bukan dalam waktu dekat ini. Karena prioritas saat ini ialah melunasi hutang. Sangat risau, memiliki hutang pada orang lain tuh. >.< (Semoga tahun ini lunas, amin..). Sedangkan asuransi pendidikan, saya belum tertarik dan belum punya informasi yang banyak mengenai hal tersebut. Saya lebih memilih untuk menabung saja dulu. : )
Buat para ortu, mari budayakan merencanakan pendidikan anak sedari dini demi masa depan buah hati. Entah dengan cara menabung, asuransi, investasi jangka panjang yang likuid (logam mulia, dinar, reksadana, deposito) atau investasi jangka panjang kurang likuid (tanah, properti) tergantung masing-masing orang tua. ^^ Tiap orang pasti punya gaya financial planning-nya masing-masing. : ) Punya pertimbangan yang berbeda pula. (^.^)v
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...