Karena postingan sebelumnya saya bercerita tentang kaki
Daffa yang memang “aneh”, sekarang saya ingin memposting hal yang berkaitan
dengan hal itu. Tentunya lebih banyak cerita dalam medis dibandingkan curhatan
saya tentang Daffa dan keluarga. Sekaligus ini juga catatan untuk saya, jika
setiap saat saia butuh/perlu artikel ttg hal tsb. ^^
Mai Meeennn... XD |
Setelah kita mengetahui bentuk kaki yang normal, lanjut ke tahap berikutnya yaitu: jenis kaki yang tidak normal atau ada kelainan. Sebenernya bermacam2 dan banyak sih. Tapi saya mengambil sampel ‘penyakit” pada kasus yang sering terjadi pada kita. Here they are..
“Telapak Kaki Datar” atau “Flat Foot/Flat Feet”
Merupakan kelainan dengan bentuk telapak kaki yang datar, tak ada cekungan. Untuk tahu kelainan ini, bisa diamati setelah bayi berumur 3 tahun dimana lemak bayi sudah menghilang. Akan tetapi, bisa juga kita amati dengan melihat cara berjalan si kecil apakah bisa diajak jalan jinjit, dengan tumit atau gaya lain. Jika fleksibel dan tidak nyeri, ada kemungkinan tidak mengalami “flat feet”. Daffa sendiri malah kadang kurang nyaman ketika jalan menggunakan punggung telapak tangannya, lebih sering memakai pinggir luar kakinya. Mungkin karena kakinya yg datar, sehingga lebih capek dan berasa “aneh” jika berjalan normal telapak kaki menyentuh semua lantai.
Flat foot ini bisa disebabkan kelainan posisi tulang, jaringan sendi terlalu fleksibel, kelemahan otot, atau kompensasi dari kaki berbentuk X. Atau seperti postingan saya di “Daffa Si Kaki Datar”, kelainan ini bisa karena faktor genetik. Sebenarnya sih, nanti ketika besar tidak ada keluhan/masalah yang berarti. Mungkin hanya cepat lelah/capek ketika jalan dan kerja kaki lebih berat jika kita obesitas.
Jika kita/anak kita termasuk kategori ini, jangan khawatir. Dari seluruh populasi dunia, diperkirakan hampir 30% nya merupakan orang2 yang mempunyai kaki datar. Banyak temennya, hehehe. =)
“Perbedaan Panjang Tungkai” atau “Leg Length Discrepancy”
Kalau tak diperiksa secara saksama, detail dan teliti kadang kita luput dengan yang satu ini. Baru ketahuan biasanya ketika anak belajar berjalan atau memakai celana panjang. Yang jalannya seperti pincang atau celanan panjangnya jadi tidak sama pas karena panjang kaki kanan dan kiri berbeda. Kasus ini banyak penyebabnya, selain karena kelainan lahir, bisa juga karena polio, infeksi, tumor, efek patah tulang. Pastinya anak banak susah belajar (jika masih bayi), scoliosis hingga nyeri punggung bawah.
Kaki Unyu Daffa :D |
“Congenital Talipes Equinovarus”
Merupakan kelainan kaki bayi menunjuk ke bawah dan terputar ke dalam. Jadi rotasi tungkai ke bawah menuju ke arah dalam, jadi berjalannya menggunakan kaki luar. Kelainan ini terjadi karena kurang sempurnanya pembentukan sel di trismester pertama kehamilan. Sehingga terjadi kompresi dalam kandungan maupun kelainan otot/sendi.
Jika ketahuan sejak lahir, bisa ditangani dengan melakukan serial manipulasi dan tapping per minggu selama 2 bulan dengan digips selama 2-3 bulan. Jika terapi konservatif 6bulan-setahun gagal dan sudah digips selama 3 bulan, harus melalui tindakan operasi. Dan setiap operasi selalu ada risikonya ya.. untuk kasus ini bisa terjadi komplikasi koreksi, kaku dan nyeri hingga kambuh sampai usia 10 tahun. :’(
“Bentuk Kaki X dan O”
Kaki X dan kaki O adalah sejenis gangguan pertumbuhan tulang kaki yang menyebabkan terjadinya pergeseran rotasi pada persendian antara tulang paha dan tulang lutut. Sehingga, sudut yang terbentuk antara kedua tulang tersebut menjadi tidak normal, lebih dari 8 derajat. Akibatnya, saat si kecil berdiri, titik beratnya tidak terletak antara jari kaki pertama dan kedua seperti yang terjadi pada kaki normal. Ini lah yang membuat si kecil sering jatuh. Baik kaki leper ataupun kaki X dan kaki O sama-sama membuat anak mudah lelah kalau berjalan dan aktivitas pun terbatas.
Kelainan kaki lainnya yaitu lengkung kaki terlalu tinggi (high arch), jari ke arah dalam (metatarsus adductus), gaya jalan dengan kaki mengarah ke dalam (toe in) dan mengarah keluar (toe out).
Telapak kaki keluar adalah kelanjutan kelainan kaki datar yang menyebabkan anak mengarahkan telapak kaki keluar. Telapak kaki ke dalam terjadi pada anak dengan kaki X parah dimana titik berat tubuhnya bergeser.
Menurut dr Meidy H. Triangto, SpKFR, kelainan kaki yang banyak dialami anak balita, umumnya bukan disebabkan penyakit tulang, namun lebih banyak berupa gangguan rotasi atau putaran tulang yang salah, sehingga sumbu putaran bergeser dan tidak jatuh pada titik sumbu yang semestinya.“Nah, gangguan telapak kaki dapat merusak struktur kaki karena titik berat tubuh tidak jatuh pada tempat yang tepat atau normal, misalnya kaki berbentuk flat (datar/leper),” kata dr Meidy.
Kaki Daffa dg Kaos Kaki.. ^.^ |
1. Ruang gerak sempit di dalam rahim, kaki anak 'terkunci' di satu posisi sampai lahir (banyak dialami anak kembar).
2. Posisi tidur yang salah. Misalnya tengkurap seperti katak. jika berlangsung lama, kebiasaan ini dapat mengakibatkan gangguan rotasi dan bentuk tungkai.
3. Kebiasaan duduk yang salah. Misalnya duduk dengan posisi kaki membentuk huruf W.
4. Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong menyamping, kaki si kecil terentang melingkari tubuh Ayah Bunda dan membentuk sudut 90 derajat.
5. Memakai popok sekali pakai (disposable diapers) dengan cara dan saat yang tidak tepat. Misalnya terus menerus pada saat si kecil sedang belajar jalan. Hal ini membuat anak sulit menemukan posisi kaki yang stabil. Diapers yang kebesaran dan mengganjal juga membuat anak sulit berjalan.
6. Memakai baby walker yang tidak sesuai umur dan tidak sesuai ukuran tinggi duduk.
Si kecil yang belum cukup kuat menopang tubuhnya akan memaksakan salah satu kakinya untuk menyangga seluruh berat tubuhnya. Akibatnya tungkai bawah dan pergelangan kaki saja yang terlatih, sehingga terjadi ketidakseimbangan kekuatan otot (muscle imbalance).
Koreksi sebelum 5 tahun
Kelainan kaki sebaiknya diketahui sebelum si kecil berumur 2 tahun dan sebaiknya perbaikan atau koreksi dilakukan sebelum umur 5 tahun. Jika anak sudah berusia di atas 7 tahun, terapinya memakan waktu lebih lama dan pencapaian target terapi tidak maksimal karena putaran atau rotasi tulangnya makin sedikit.
Tindakan yang dapat dilakukan
Jika kita mencurigai ada kelainan pada kaki si kecil, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter. Secara bertahap, dokter akan menganalisa penyebabnya dengan bertanya kepada orangtua. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan pada kaki untuk mengetahui sudut kaki, dan arah rotasi atau putaran persendian lututnya. Lalu dilakukan pemeriksaan footprint dan footscan. Gunanya untuk mengetahui arah kaki anak saat berjalan serta titik berat tubuh.
Berikut beberapa tindakan koreksi yang bisa dilakukan:
1. Apabila sudutnya tidak normal sesuai usianya maka perbaikan mulai dilakukan dengan membuatkan semacam sol di dalam sepatu (insole) khusus sesuai dengan tingkat kelainan kaki yang diderita anak. Pemantauan terhadap tindakan tersebut dilakukan selama 3 - 6 bulan.
2. Kelainan kaki X dan O. Jika diketahui sejak dini dapat dikoreksi antara lain dengan memakaikan gips, sepatu sol di dalam (insole) sesuai kelainan, sepatu berpenahan besi (brace) untuk menarik tulang ke posisi benar atau alat bebat tungkai agar tidak bergerak saat tidur.
3. Untuk kaki datar/leper. Sejak bayi atau sebelum belajar berjalan dapat memakai sepatu khusus dan alat bantu koreksi AFO (ankle foot orthose). Kemudian saat belajar merangkak memakai sepatu khusus sesuai perkembangan yang berpunggung tebal. Ketika merambat, gunakan sepatu yang berpinggiran kokoh, dan bertumit kuat saat belajar berjalan.
PERLU DIWASPADAI JIKAA....
1. Kaki masih berbentuk huruf O hingga anak berumur 18 bulan. Apabila ciri-ciri kecenderungan kaki O di luar batas normal, segera koreksi sebelum si kecil berumur 2 tahun.
2. Tulang paha, tulang lutut dan arah kaki tidak berada pada satu garis lurus dan tidak menghadap ke arah depan tubuh.
3. Sudut yang terbentuk antara tulang paha dan lutut lebih dari 8 derajat.
4. Jarak antara kedua tulang mata kaki bagian dalam lebih dari 4 cm. Kelainan kaki X sering terlihat pada anak umur 3 tahun. Asalkan sudut pada tulang paha dan tulang lututnya tidak lebih dari 8 derajat, jarak antara kedua mata kakinya tidak lebih dari 4 cm dan tidak ada rotasi lutut berlebihan, maka kelainan kaki si kecil ini dapat tumbuh dan berkembang normal tanpa terapi. Setelah melewati usia balita, sudut yang terbentuk pada tulang lututnya seharusnya akan berkurang secara bertahap.
5. Anak sering jatuh pada usia yang seharusnya sudah bisa berjalan dengan baik.
6. Anak sering mengeluh capek dan minta digendong.
1. Apabila sudutnya tidak normal sesuai usianya maka perbaikan mulai dilakukan dengan membuatkan semacam sol di dalam sepatu (insole) khusus sesuai dengan tingkat kelainan kaki yang diderita anak. Pemantauan terhadap tindakan tersebut dilakukan selama 3 - 6 bulan.
2. Kelainan kaki X dan O. Jika diketahui sejak dini dapat dikoreksi antara lain dengan memakaikan gips, sepatu sol di dalam (insole) sesuai kelainan, sepatu berpenahan besi (brace) untuk menarik tulang ke posisi benar atau alat bebat tungkai agar tidak bergerak saat tidur.
3. Untuk kaki datar/leper. Sejak bayi atau sebelum belajar berjalan dapat memakai sepatu khusus dan alat bantu koreksi AFO (ankle foot orthose). Kemudian saat belajar merangkak memakai sepatu khusus sesuai perkembangan yang berpunggung tebal. Ketika merambat, gunakan sepatu yang berpinggiran kokoh, dan bertumit kuat saat belajar berjalan.
PERLU DIWASPADAI JIKAA....
1. Kaki masih berbentuk huruf O hingga anak berumur 18 bulan. Apabila ciri-ciri kecenderungan kaki O di luar batas normal, segera koreksi sebelum si kecil berumur 2 tahun.
2. Tulang paha, tulang lutut dan arah kaki tidak berada pada satu garis lurus dan tidak menghadap ke arah depan tubuh.
3. Sudut yang terbentuk antara tulang paha dan lutut lebih dari 8 derajat.
4. Jarak antara kedua tulang mata kaki bagian dalam lebih dari 4 cm. Kelainan kaki X sering terlihat pada anak umur 3 tahun. Asalkan sudut pada tulang paha dan tulang lututnya tidak lebih dari 8 derajat, jarak antara kedua mata kakinya tidak lebih dari 4 cm dan tidak ada rotasi lutut berlebihan, maka kelainan kaki si kecil ini dapat tumbuh dan berkembang normal tanpa terapi. Setelah melewati usia balita, sudut yang terbentuk pada tulang lututnya seharusnya akan berkurang secara bertahap.
5. Anak sering jatuh pada usia yang seharusnya sudah bisa berjalan dengan baik.
6. Anak sering mengeluh capek dan minta digendong.
8 comments:
Anak saya kata hasil rongent leg length discrepancy bun. Tapi untuk ke dokter tulang anak dikota saya gk ada. Sedih rasanya bun gk bisa maksimal ngobatin anak apalagi temen2nya sekarang udh pda bsa jln.
Anak saya kata hasil rongent leg length discrepancy bun. Tapi untuk ke dokter tulang anak dikota saya gk ada. Sedih rasanya bun gk bisa maksimal ngobatin anak apalagi temen2nya sekarang udh pda bsa jln.
Iya mbak mela,,saya turut mendoakan semoga si kecil dapat segera tertangani dan dapat disembuhkan kelainannya..
Anak saya 18 bulan dan belum bisa berjalan. Saya lihat ada kelainan di enklenya. Di dokter spesialis apa saya bisa memeriksakan anak saya?
Anak saya 18 bulan dan belum bisa berjalan. Saya lihat ada kelainan di enklenya. Di dokter spesialis apa saya bisa memeriksakan anak saya?
terimakasih moms infonya tentang penyebab kaki O pada anak sangat bermanfaat sekali
Kalo dimedan mau cari dokter siapa ya?
Bunda..anak saya perempuan skrg umur 14 bulan.ketika berjalan,tapak kaki sebelah kanan seperti rada belok ke arah dalam sedangkan yg kiri normal saya amati.Apakah ini berdampak serius bunda?
Post a Comment