Ialah Adam Lanza. Masih berusia
muda, 20tahun, namun telah mencabut nyawa sebanyak 28 orang. Yang trenyuhnya,
20 diantaranya masih kanak2, sekitar 5-10 tahun. Aksi “koboi” pemuda yang
disinyalir mengalami gangguan mental tersebut, berhasil membuat Gedung Putih
ikut mengibarkan bendera setengah tiangnya. Bahkan dapat membuat Presiden Obama
menitikkan air matanya, tatkala memberikan konferesi pers mengenai berita duka
itu. Sebagai orang tua yang memiliki dua orang putri yang cantik, Obama
pastilah dapat merasakan kesedihan para orang tua yang kehilangan putra-putri
mereka.
Dunia benar2 diliput rasa duka. Banyak negara yang menyampaikan belasungkawanya kepada Amerika. Bahkan, Israel melalui presiden dan perdana mentrinya turut berduka cita atas musibah tersebut. Ban Ki Moon, sekretaris jenderal PBB, pun tidak ketinggalan menyampaikan rasa berdukanya.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah...
“Saat anak-anak di Palestina dibunuh dan dibombardir, apakah Obama ikut meneteskan air mata?”. Padahal, jumlah anak-anak yang tewas oleh senjata dan bom Israel lebih banyak.
“Saat anak-anak di Palestina dibunuh dan dibombardir, apakah Israel juga menyatakan bahwa kami di Israel sangat BERDUKA CITA atau justru sebaliknya sangat BERSUKA CITA?“. Israel telah membunuh puluhan anak tak berdosa di bumi Palestina tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. “Saat anak-anak di Palestina dibunuh dan dibombardir, apakah sekjen PBB dengan secepat kilat mengambil langkah terbaik untuk itu?“
Hmm… sebuah anomali yang membuat
saya bingung...
0 comments:
Post a Comment