Monday, 26 September 2011

Berkompromi dg Kegiatan yang Dulu Paling Saya Hindari #1

Wohohoww..apa itu yang paling Bunda hindari?? Cukupkan rasa penasaran Sodara2 semua,, Ini judulnya tentang belajar masak ya Sodara2 sekalian. Maklumlah, selama ini saya akui jarang banget memasak. Hihii.. Dulu sebelum penempatan, kami tinggal di rumah orang tua dan mertua. Dan sama sekali Bunda ga menyentuh dapur, hahay.. Semua masakan yang memasak orang tua,,kami tinggal melahap saja. :p Pas udah penempatan, sempat memasak bentar dengan menu sangat ala kadarnya dan memprihatinkan, kemudian 'ngambek' deh masaknya, setelah mual-muntah-morning-sickness yang kebangetan banget dari kehamilan pertama ini. (^.^) Akhirnya, mulai bulan ini, memantapkan hati untuk belajar memasak lagi. :) Kalau tidak dimulai sekarang, kapan lagi? Hehee,, keburu telat.. :p
Seperti yang sodara ketahui.. Bundanya yang tomboi sekali sejak bayi ini, lebih memilih kerjaan laki-laki dibanding di dapur. *Panjang ceritanya mengapa saia dari bayi udah tomboi, kapan2 bakal saia kupas tuntas deh* Jadilah dalam keluarga, Bunda selalu berkolaborasi dengan Bapak, buat benerin genteng, listrik, keran, nyapu, ngepel, bersihin rumah dll. Atau angkat ini itu, ngejar tikus *dulu pas banyak hama tikus*, mengecat dinding rumah dan banyak lagi kerjaan fisik lainnya. Asalkan jangan aja kerjaan dapur mah, Bundanya mau. Hahaa,,lucu juga mengingat kejadian masa lalu. Jadi senyum-senyum sendiri. Betapa 'aneh'nya saya, betapa 'kaget'nya saya setelah menikah yang harus berkompromi dengan kegiatan perempuan, di dapur salah satunya. : )
Tapi ternyata, setelah dijalani sebulan ini, memasak gak se-horor yang Bunda kira. Hahahaa..Lebay-nya saya!!! Yupp,, justru memasak menjadi kegiatan yang mengasikkan, karena Ayah dan Bundanya saling kerjasama: Ayah spesialis jadi "Tukang Uleg" dan menanak nasi di Magicom, dan Bundanya spesialis meracik bumbu dan sayurannya. :D Plus, dalam kegiatan memasak ini, kami mengobrol banyak hal, dari remeh temeh ga penting sampai masalah politik, ekonomi, agama dan lainnya. Seru deh diskusi dan perdebatannya. *Sebenarnya setiap kami kumpul, emang selalu diskusi n debat sihh,,hahaha..* Itulah kenapa, kadang jadi merasa sepiiii banget tanpa Ayah di samping, teman ngobrol dan diskusi yang mengasyikkan. Dan kadang bikin gemes dengan kejayusan, kegaringan dan kadang kelemotannya. Bikin kangen.
Eh ehh,,malah cerita tentang Ayah sihh?? Kita kan lagi membahas memasak!! ^.^
Oya, dan dalam kegiatan memasak ini, kita saling share ilmu. Bunda juga pengen Ayah bisa masak. Oleh karenanya, Bunda selalu mengajak Ayah memasak, memberitahu bumbu2nya dan cara memasaknya, dll. Agar suatu saat nanti, jika Bundanya sedang dinas, atau sudah tiada, Ayah bisa mandiri, memasak buat keluarga dan anak kami. Ya kan selalu mempersiapkan diri atas segala kemungkinan, termasuk yang terburuk, bukan? Begitu juga dengan Bunda, berusaha tidak bergantung sama Ayah, agar tetap bisa mandiri jika suatu saat kami tak lagi penempatan sekota (Paling horor bagi pasangan sesama pegawai instansi kami, sebuah kata bernama MUTASI) atau hal-hal lain yang membuat Ayah tak bisa di samping Bunda kala itu.
Baiklaahhh.. Dukung Bunda ya Sodara2... :D Dan kasih tahu juga,,resep2 rahasia Sodara2 sekalian, karena saia masih perlu banyak belajar... Mohon share menu2 masakan yang cihuy asoy geboy di lidah, dan mudah dimasak, hahaha.. *Maklum, masak pagi2 harus buru2 dikejar absen dan ngurus rumah plus baby juga..*

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...