Semua hal yang terjadi di diri kita, patut untuk kita
syukuri. Karena jika kita menghadapinya dengan ikhlas dan mensyukurinya, akan membuat kita lebih baik, lebih mandiri dan tangguh dari sebelumnya. Sekecil apapun. Kesulitan maupun kemudahan. Saya pun meski awal dulu
ketika menerima kabar bahwa saya menjadi mahasiswa dan menghadapi kenyataan berpisah
dengan suami, bahkan anak. Alhamdulillah ketika berhasil melaluinya serasa
menjadi manusia yang baru, manusia yang lebih tangguh. Dan ternyata, ketakutan2
di awal tak seseram ketika kita menjalaninya. Kadang, di tengah jalan selalu
ada saja jalan kemudahan dari Allah bagi kita, yang bersabar dan selalu optimis
menjalani kehidupan.
Menjadi seorang ibu adalah anugerah. Tak terbayangkan
berpisah dengan buah hatiya. Kala itu benar2 rasanya hariku sempit dan gundah. Selalu
berharap segera akhir pekan agar bisa bertemu dengannya. Mengecupnya ratusan
kali saat bertemu, meskipun ia tidur lelap. Ahahah.. Dan ternyata, kusadari bukanlah
aku malaikat baginya, pahlawan baginya namun dialah malaikat kecilku. Tanpa sosoknya,
rasanya semangat habis setengahnya.
Alhamdulillah, berbekal nekat dan keyakinan bahwa aku bisa,
Daffa akhirnya kubawa serta ke Jakarta sembari kuliah. Memang, awal dua minggu
kemarin saya benar2 kewalahan. Dalam membagi tugas antara kuliah, mengerjakan
paper dan merawat anak. Kewalahan dalam naik motor bersama anak kecil, ketika
ia tidur di atas motor, kehujanan dan bermacam hal teknis lainnya. Juga dalam
menenangkan dan membangun kembali psikologisnya seperti semula. Mungkin bagi
seorang anak, ketika sudah bahagia berkumpul bersama ayah bundanya selama 3
minggu, harus menghadapi kenyataan bahwa ia kini hanya ditemani bundanya saja,
tak ada ayah di sisinya. Jadilah Daffa sedikit rewel, siapapun yang dilihat,
apapun keinginannya, hanya satu : Ayah. Betapa remuk hatiku, menyadari bahwa ku
tak bisa mewujudkan keinginannya, dalam waktu dekat ini.
Tapi, sebagai Ibu, kita harus lebih kuat dan tegar. Memberikan
bekal pada anak, bahwa ia mampu mandiri dan tetap bahagia meski “unsur
kebahagiannya” kurang lengkap. Pelajaran yang sangat berharga bagi saya, bisa
menguatkan kembali mentalnya. Butuh dua minggu yang berat, yang sampai
merelakan tak pernah tidur dan harus menahan kantuk di kelas. Alhamdulillah,
kau sekarang mampu mandiri dan percaya diri. Meski kadang marah juga ketika
bunda tinggal di penitipan sebentar. Namun, untuk ini bunda tak punya pilihan
lain. Maaf ya Sayang.
Meski tanggung jawab semakin berat, semester kali ini
kujalani dengan bahagia. Lega. Ada separuh jiwaku menemani di sini. Kadang berpikir,
apakah aku terlalu egois membawamu kesini, hanya berdua, bahkan kutinggal di
penitipan? Ataukah keadaan akan lebih baik jika kau kutitipkan ke Magelang
kembali, ceria bersama oom dan ponakan? Sebuah dilema. Tapi keyakinan bahwa
seorang anak insya Allah perkembangannya lebih baik jika diasuh orang tuanya
dengan sepenuh kasih sayang, menjadikan aku terus menguatkan tekadku ini. Karena
suatu saat, kejadian ini mungkin akan kau dan adik2mu alami tak hanya satu dua
kali. Risiko pekerjaan ayah bundamu di instansi ini, menuntutnya untuk mobile
tak dapat tinggal di satu tempat saja.
Alhamdulillah, memiliki tetangga yang super baik di kompleks
ini. Meski rumah petak sederhana, namun hati para tetangga seluas samudera. Selalu
menanyakan dan memberikan bantuan ketika Daffa rewel. Dan ada yang lucu, bahkan
menawarkan bantuan seorang paranormal dan kiai, karena khawatir Daffa melihat “sesuatu”
yang menyebabkan ia rewel. Hihii. Dan meski smesterini lebih berat dan banyak
paper, namun tetap dapat kuhadapi dengan percaya diri dan mampu kuselesaikan
dengan cukup baik. Bahkan sebelum batas waktu yang ditentukan.
Terima kasih
Daffa, my little kiddo that boosting my spirit in life. Wish i could be Ur
supermom, n i will always try to be. Smangat ya, bareng Bunda. Doakan ayah bisa
segera menyusul ke Jakarta atau Yogyakarta ya.. :D
My Sholih Little Kiddo :) |