Ketika Bunda akhirnya diberi amanah dengan janin di perut, maka kami selalu rutin periksa ke dokter kandungan, hingga proses persalinan datang, dan lahirlah si kecil tersayang, yang membuat keluarga makin bahagia dan senang. *Ahahaa..maksa deh kalimatnya.. :p Dan dari sinilah cerita itu berawal....
Ketika sebulan setelah melahirkan, masih terasa nyeri dan ngilu di daerah jahitan. Tapi Bunda anggap itu hal yang normal, karena masih recovery, pikir Bunda. Ternyata sampai hampir dua bulan ini, masih saja nyeri dan ngilu. Setelah dilihat secara fisik juga, ada benjolan warna kemerahan di sekitar daerah tersebut. Wahh,,Bunda sangat panik dan khawatir saat itu, lalu memutuskan untuk ke dokter hari itu juga. T.T
Dan akhirnya, setelah ke dokter, divonis terkena salah satu penyakit yang membuat Bunda shock. Tak pernah terbersit sedikitpun terkena penyakit itu. Tak pula aktivitas Bunda yang akan membuat terkena penyakit itu. Secara histologi pun, tak ada gejala, tanda dan aktivitas yang memicu terkena penyakit tersebut. Kesimpulan yang ditarik, Bunda tertular penyakit tersebut dari pasien lain. :( Arrgghhh..daripada stres tak berujung, Bunda konsentrasi saja ke penyembuhannya, yang diberikan dua alternatif: operasi (huuuaa...tidaakkk.. T.T saia masih trauma,Dok..huhuww..) atau dengan diolesi suatu obat, tapi rutin dua hari sekali ke dokter. Of course, Bunda memilih opsi kedua, yang tak perlu bedah membedah lagi, mungkin hanya mengoles dan membuka jalan lahir.. *tapi tetap saja sakiittt... : (
Yang membuat makin sedih, Ayah dan Daffa jadi terkena imbasnya. Ayah, jadi harus lebih bersabar karena suatu hal dan sabar merawat Bunda; plus kegiatan minum Daffa agak terganggu dengan berkurangnya kuantitas ASI karena obat tersebut (Alhamdulillah, setidaknya ada sedikit stok ASIP di freezer).
Hari ini, kali kedua kami akan berkunjung ke Dokter. Mohon doanya agar lekas sembuh yaahh.. : ) Insya Allah, Bunda ikhlas kok menerima sakit ini, dan yakin pasti semua ada hikmahnya. Cobaan ini, ujian ini, semoga membuat Bunda lebih tegar, lebih kuat, lebih menghargai kesehatan, dan refleksi atas perilaku diri dan keluarga.
Pelajaran yang dapat dipetik.. Selalu waspada terhadap alat kesehatan yang “bercampur” dengan pasien lain. Tak peduli di dokter praktek, rumah sakit swasta, rumah sakit umum, maupun rumah sakit internasional. Semua ada peluang karena manusia juga pernah khilaf. Tak ada salahnya bertanya ke dokternya, apakah alat sudah bersih/disterilkan karena itu memang hak pasien (Tapi jujur, kadang ada dokter yang tersinggung ketika kita tanya hal tersebut..^^). Karena dengan kebersihan alat tersebut, kita jadi lebih tenang berobat, dan terhindari dari penyakit yang ditularkan pasien lain.
There’s a light on every night.. and There’s a hope on every fright.. (Letto-Truth, Cry and Lie) ssooo.. Keep smile always... Cause there’s always a miracle from God to us, who believe.. : )
Notes: maaf, menceritakan tak begitu transparan,,tapi semoga teman2 menangkap hikmah dari peristiwa ini. Dulu Bunda berfikir, cerita seperti ini sangat jarang terjadi, dan peluang kejadian sangat minim. Ternyata..sekarang saia justru mengalaminya. Dan tidak menutup mata, bisa mungkin terjadi banyak korbannya, namun mereka mungkin tak sadar atau justru memilih diam dan tidak men-share ke publik. So..mari kita galakkan kewaspadaan dan meminta hak2 pasien, salah satunya bertaya tentang kesterilan alat dan fungsi/penggunaan obat.. : )