Mei 2016.
Blog resmi menganggur selama setahunan. Yaa, alasan ngeles
saya sih sibuk. Haha. Sibuk kerja, ya pastilah. Berangkat pagi2 jam 6.30 am,
pulang sampe rumah sekitar 6.30 – 7.00 pm. Praktis meninggalkan anak dan rumah
selama 12 jam. Wow.
Jam 9an malam, saya kadang sudah angkat bendera putih. Nyerah. Mata sudah low watt untuk bisa main sama anak. So, hanya 2-3 jam sehari saya bisa berinteraksi dengan anak. Wow, again.
Jam 9an malam, saya kadang sudah angkat bendera putih. Nyerah. Mata sudah low watt untuk bisa main sama anak. So, hanya 2-3 jam sehari saya bisa berinteraksi dengan anak. Wow, again.
Selama 9 jam di kantor, sebenarnya tak sibuk2 amat. Kenyataan
dari 9 jam tersebut, ada sekitar 3 jam waktu nganggur, kadang lebih. =p Tapi
rasanya sudah malas saja nulis2 cerita, yang seringnya ga jelas untuk mengisi
blog. Karena pekerjaan mengarang sudah sering saya lakukan. Dalam pembuatan
kajian, surat dinas dan utamanya LHR alias Laporan Hasil Rapat. Mau ngemeng2
lagi sudah berbusa rasanya, andai tangan diibaratkan seperti mulut.
Saya, hanya satu biji dari jutaan kaum urban Jakarta yang
juga mengalami rutinitas melelahkan seperti ini. Haha. Rumah di kawasan
pinggiran Jakarta, yang hiruk pikuk “menggrudug” kota Jakarta untuk menjadi
buruh pemerintah (atau buruh swasta). Sampai rumah lelah yang dirasa, namun
anak dan keluarga tetap butuh sapa dan tawa.
Sebenernya agak mellow juga tiap ninggalin anak pas
berangkat kerja. Walau sekarang, anak-anak sudah pintar dan mandiri tak lagi
mewek melihat kami pergi. Tapi trenyuh juga, seperti mengabaikan mereka dan
saya pun 3 bulan ini karena “anak ketiga”, saya tak bisa lagi menemani Daffa
belajar. =( saya hanya bisa memasrahkan mereka pada Allah, dan dijaga asisten
yang semoga amanah dan awet sama saya. Alhamdulillah dapat asisten yang baik
dalam merawat anak2 dan tidak neko2.
Dan ketika sudah dapat asisten yang oke gini, saya slalu
berharap dan panjatkan doa, semoga mbak asisten saya ini kerasaaann dan lama
bareng saya. Amiiiiinnnnn..... Hahaha.. Lagi2 nasib kalau kedua orang tua
bekerja dan meninggalkan anak di rumah. Galau mencari siapa yang akan menemani
dan menjaga anak di rumah atau memilih daycare, yang amanah dan bertanggung
jawab. Begitulah. Pernah dapat asisten yang kurang oke dalam menjaga anak, dan
dengan terpaksa, kami menyudahinya setelah seminggu bekerja. Fufufu.. terpaksa
sih karena dari hal yang mendasar, sudah tak dapat ditolerir.
Galau selanjutnya, dalam mencari sekolah anak. Hihi, jadi
orang kok galau-an ya saya.. ^^, Di wilayah Bintaro coret sini, biaya sekolah
TK dan SD saja sudah mihil2. Kenapa tidak negeri? Hehe, kontrakan dulu dan
rumah sekarang ini, deket dengan beberapa SD Negeri. Dan begitulah lingkungan
plus kondisinya =( Kami perlu mencari lingkungan yang kondusif dan dilingkari
orang2 yang positif, baik di rumah maupun sekolah. Untuk mencari prasyarat itu,
TK-SDnya ya lumayan lah merogoh kocek. T.T Dan baru pontang-panting ketika gak
punya tabungan sekolah,haha. Maapkeun bundamu Nak, mengambil tabungan sekolahmu
tuk bayar DP rumah ^^, Ya,ya,,lagi banyak masalah finansial. Kudu banyak2
berhemat. Jangan kebanyakan olshop, Na.. *nasihatin diri sendiri
Gak tau sampe kapan rutinitas ini terus dijalani. Bersyukur,
setidaknya bisa segedung dengan suami. Tak perlu repot2 naik motor sendiri di
belantara Jakarta. Atau berdesak2an dalam kereta yang kadang tak manusiawi. Yang
kuat ya Na, yang sabar ya Daffa Natha, sehat2 terus ya Ayah.. =)