Benar2 kurang kerjaan.
Saya menulis post ini, pas di tengah ujian akhir semester (open book
open source,,hehe..). Sudah selesai
mengerjakan ujian, waktu masih bersisa banyak. Menganut prinsip keluar
ruangan paling akhir,,bilang aja nunggu jemputan suami yang juga
ujian,,hehe.. maka memanfaatkan sisa waktu yang ada dengan menulis hal2 yang
remeh temeh di sini.
Alhamdulillah, setelah penantian panjang sejak postingan
terakhir,, di penghujung bulan Januari ketika adzan Dzuhur akan berkumandang,,
lahirlah putra kedua kami. Sehat. Tangisnya kencang. Mungil dengan kulit
kemerah-merahan. Proses yang panjang (tapi untungnya dalam waktu yang cepat)
telah Bunda lalui untuk menghantarkanmu ke dunia, Nak.
Terlambat 5-6 hari dari HPL (Hari Perkiraan Lahir) yang
ditentukan dokter, akhirnya Sabtu 31 Januari 2015 09:45 am, saya pun dirangsang
agar pembukaan semakin cepat. Maka saia pun diharuskan untuk diinduksi dan
mulai menginap di klinik. Infus pun dipasang, induksi disuntikkan. Dosis disetel
paling minim, 12 tetes per menit. Namun, saia mungkin tipikal orang yang
gampang terangsang kali yah, wkwkwk. Tak sampai semenit infus terpasang di
badan, aduhai, rasa mulas dan pegal di punggung tak dapat ku abaikan. Jadilah
suami yang jadi pelampiasan. Kuminta tuk elus2 punggung tak ada jeda. Berharap
dapat meminimimalkan rasa aduhai yang tak terkira. 20 menit berlalu dan rasa
aduhai itu makin meningkat, suami pun makin pucat, kupanggil saja perawat. Periksa
dalam dilakukan dan kami tercekat: sudah pembukaan ketujuh!!
Dipindahlah saya ke ruang persalinan. Teringat kembali
kenangan melahirkan Daffa dahulu.. Dan rasa aduhai ini.. Waahh,,memang perjuangan
seorang ibu melahirkan bagaikan pertaruhan nyawa.. Mulut ini pun tak hentinya
berdoa. Wajah pias dan mulut meringis, sesekali tak sengaja mengejan, padahal
belum saatnya dilakukan,,hehe. Alamat bakal bengkak miss v nya dan jahitannya
banyak nih (-.-‘). Pukul 11:30 dinyatakan pembukaan sudah lengkap. Sudah ingin
mengejan, tapi apa daya, perawat menahan: Dokter belum datang! Hadeehh,,ku
abaikan suara itu, dan ku spontan mengejan.
Di sisa nafas dan tenaga yang ada, akhirnya si mungil
mendesak keluar dari vagina. Karena ... ku tak elastis dan kecil, maka terpaksa
dirobeklah .... Haiisshhh...ngalamat makin banyak jahitan ini >___<
Sedetik kemudian, menangislah ia. Haru terasa,,melihatnya tak berdaya,,dengan
tangisan supernya. Lega. Bahagia. Berjuta rasa. Tepat pukul 11:50 wib engkau
menyaksikan dunia, dan akan bertualang menuju kemandirianmu. =)
Ketika akan dijahit doibras, para bidan konsultasi
dahulu ke dokter. Apakah akan menunggu kehadiran dokter (yang entah sudah
sampai mana, secara Jakarta Tangerang maceettt...) tuk menjahit robekan di sana
sini, ataukah tetap lanjut ditangani bidan. Saya hanya bisa pasrah mendengarnya
berharap segera selesai dan kupeluk kususui si mungil di inkubator nun jauh di
sana. Akhirnya dijahitlah sama bidan. Haiisshh,,saia jauh tak mampu menahan
sakit dijahitnya dibanding saat mengejan dan robek tadi =’( Oiya kemajuan nih,
melahirkan yang pertma ada 18 jahitan,, yang kedua ini “hanya” 14 jahitan
saja,, wkwkwkw.. T.T
Yawislah, yang terpenting, alhamdulillah saia n si mungil
dalam keadaan sehat wal’afiat. Di umurnya yang 20 hari ini, udah makin ndut, makin banyak
minum susu nya, meski sering ga sabaarrr... saia juga recovery cepaatt,, daaann
senang sekali akhirnya dapet asisten,, paasss,, H-3 mau melahirkaann..
*fiiuuhhh... =) Alhamdulillah wasyukurillah,, semuanya dapat berjalan dengan
baik, dimudahkan dalam perjalanannya. Setelah ujian akhir semester ini,
bundanya tinggal fokus untuk ngrawat Almandaffa dan Arsakha,,plus SKRIPSSIII...
Ohhh NOOOO... Anybody have idea bout the topic??? Masiihh ngeblaannkkk...
>.<
Welcome to the world, My Son!!!
Muhammad Arsakha Nathadama!!
Yess,,thats his name.. ^^, :*